BMKG Deteksi 32 Titik Panas Di Sumatera

id bmkg deteksi, 32 titik, panas di sumatera

BMKG Deteksi 32 Titik Panas Di Sumatera

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan terdapat 32 titik panas sebagai indikasi awal kebakaran lahan dan hutan terdeteksi Satelit Terra dan Aqua di Sumatera pada Jumat pagi, dan sebagian besar sebaran titik panas terpusat di Provinsi Riau dengan 18 titik panas.

"18 titik panas yang terdeteksi pada Kamis 21 Mei 2015 pukul 05.00 WIB tersebar di lima Kabupaten Se Riau," kata kata kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin di Pekanbaru, Kamis.

Ia menjelaskan, kabupaten dengan titik panas terbanyak adalah Kabupaten Siak dan Pelalawan dengan masing-masing tujuh dan enam titik panas. Sementara itu, lanjutnya, tiga kabupaten lainnya yakni Kabupaten Indragiri Hilir dan Siak terdeteksi dua titik panas serta satu titik panas di Kabupaten Kampar.

Selanjutnya untuk tingkat keakuratan diatas 70 persen atau yang mengindikasikan kemungkinan terdapat titik api terdeteksi di Kabupaten Kampar dengan satu titik api.

Sementara itu, BMKG juga memprediksikan bahwa arah angin secara umum dari arah Tenggara hingga Barat Daya dengan kecepatan 05 - 10 knots atau 09 - 18 kilometer per jam.

Jumlah titik panas yang terdeteksi pada Kamis ini merupakan jumlah yang terbanyak dalam dua pekan terakhir setelah pada beberapa pekan jumlah titik api cukup minim, bahkan nihil.

Selain itu, BMKG juga telah meminta pemerintah untuk mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla yang berpeluang terjadi saat musim kemarau melanda Provinsi Riau pada akhir bulan Mei ini.

"Mulai akhir Mei, Riau diprakirakan akan mulai kemarau hingga bulan September," kata Sugarin.

Ia mengatakan, pola arah angin pada bulan Mei akan berhembus dari Selatan ke Timur Laut dan Utara. Ini berarti saat kebakaran hutan dan lahan di Riau tidak ditangani secara cepat, lanjutnya, maka polusi asap dipastikan

akan kembali mencapai negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

"Kalau sampai terjadi bencana asap akibat kebakaran, pasti mengarah ke negara tetangga," ujarnya.

Karena itu, Sugarin menilai keputusan pemerintah yang menetapkan status siaga darurat sangatlah tepat untuk segera melakukan langkah-langkah pencegahan.

"Sudah tepat kebijakannya, tinggal bagaimana nanti pemerintah mengeksekusinya dilapangan dan harus didukung semua pihak," katanya.