BMKG Deteksi 25 Titik Panas Di Sumatera

id bmkg deteksi, 25 titik, panas di sumatera

BMKG Deteksi 25 Titik Panas Di Sumatera

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan terdapat 25 titik panas atau "hotspot", sebagai indikasi awal kebakaran lahan dan hutan, terdeteksi Satelit Terra dan Aqua di Pulau Sumatera, pada Jumat petang.

"Sebagian besar sebaran titik panas terpusat di Provinsi Riau dengan 18 titik, yang terdeteksi pada pukul 16.00 WIB," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin di Pekanbaru.

Ia menjelaskan, terdapat lima kabupaten di Riau yang menyumbang titik panas tersebut dimana Bengkalis merupakan daerah dengan titik panas terbanyak dengan total 11 titik panas. Sementara itu, lanjutnya, empat kabupaten lainnya yakni Kabupaten Siak dan Rokan Hilir masing-masing tiga dan dua titik panas. "Diikuti Kabupaten Kampar dan Rokan Hulu masing-masing satu titik panas," ujarnya.

Selanjutnya untuk tingkat keakuratan diatas 70 persen atau yang mengindikasikan kemungkinan terdapat titik api terdeteksi di Kabupaten Bengkalis dengan tiga titik api.

Sementara itu, BMKG juga memprediksikan bahwa arah angin secara umum dari arah Tenggara hingga Barat Daya dengan kecepatan 5-10 knots atau 9-18 kilometer per jam.

Jumlah titik panas yang terdeteksi pada Kamis ini merupakan jumlah yang terbanyak dalam dua pekan terakhir setelah pada beberapa pekan jumlah titik api cukup minim, bahkan nihil.

Selain itu, BMKG juga telah meminta pemerintah untuk mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla yang berpeluang terjadi saat musim kemarau melanda Provinsi Riau pada akhir bulan Mei ini.

"Mulai akhir Mei, Riau diprakirakan akan mulai kemarau hingga bulan September," kata Sugarin.

Ia mengatakan, pola arah angin pada bulan Mei akan berhembus dari Selatan ke Timur Laut dan Utara. Ini berarti saat kebakaran hutan dan lahan di Riau tidak ditangani secara cepat, lanjutnya, maka polusi asap dipastikan akan kembali mencapai negara tetangga

seperti Singapura dan Malaysia.

"Kalau sampai terjadi bencana asap akibat kebakaran, pasti mengarah ke negara tetangga," ujarnya.

Karena itu, Sugarin menilai keputusan pemerintah yang menetapkan status siaga darurat sangatlah tepat untuk segera melakukan langkah-langkah pencegahan.

"Sudah tepat kebijakannya, tinggal bagaimana nanti pemerintah mengeksekusinya dilapangan dan harus didukung semua pihak," katanya.