DPRD Pelajari Bantuan Untuk PLTBG Rantau Sakti

id dprd pelajari, bantuan untuk, pltbg rantau sakti

DPRD Pelajari Bantuan Untuk PLTBG Rantau Sakti

Pekanbaru, (Antarariau.com) - DPRD Riau menyatakan akan memperlajari permintaan bantuan alokasi dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bio Gas (PLTBg) Rantau Sakti yang energinya diambil dari limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Kabupaten Rokan Hulu.

"Warga Desa Rantau Sakti yang mengelola PLTBg meminta dukungan bantuan dana APBD provinsi, kita tentu akan mempelajari lebih lanjut. Prinsipnya Pemerintah Provinsi Riau dan DPRD tentunya mendukung bagaimana PLTBg ini bisa berjalan lancar lagi di masa-masa yang akan datang," kata Wakil Ketua DPRD Riau, Sunaryo di Pekanbaru, Jumat.

Menurut informasi, saat ini sumber listrik itu sudah bisa menghasilkan daya hingga 1 Mega Watt yang juga bisa didistribusikan untuk tiga desa. Ini merupakan sesuatu yang patut diapresiasi mengingat masalah listrik yang masih jadi persoalan di Riau.

"Tentu mereka minta dukungan kepada kita karena masih banyak hal-hal yang kurang seperti jaringan," ungkapnya.

Dia mengatakan pertemuan dengan warga telah digelar dan baru pembicaraan awal. Ke depan, lanjut dia, pengelola PLTBg akan datang lagi untuk membicarakan lebih detail hal ini dengan Komisi D yang terkait dengan bidang tersebut.

Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Riau, Erizal Muluk menyatakan juga akan mempelajari usulan bantuan tersebut terkait jaringan listrik ke rumah-rumah warga. Pihaknya meminta warga menyiapkan proposal secara keseluruhan agar nanti tidak ada yang melampaui kewenangan.

"Rantau Sakti sudah jadi salah satu yang dapat bantuan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Jangan sampai nanti melewati batas kewenangan, karena nanti sudah dibantu APBN. Kalau nanti terdapat temuan yang melampaui kewenangan, jadi masalah juga bagi kami," ujarnya.

Menurutnya, saat ini masih banyak desa di Riau yang memenuhi kebutuhan listriknya dengan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Hal ini memberatkan masyarakat karena biaya operasinya yang menggunakan bahan bakar solar cukup mahal, bahkan untuk Perusahaan Listrik Negara sekalipun.

Sekarang telah ditemukan teknologi dengan memakai limbah dari PKS yang ada di Riau. Penemuan ini sudah banyak dipresentasikan, namun belum maksimal pengelolaannya seperti yang dialami masyarakat Desa Rantau Sakti, bantuan baru pembangkit listriknya dan kesulitan membangun jaringannya, belum lagi masalah teknis.