Danrem: Kampar Gerakkan Biosis Ketahanan Pangan Nasional

id danrem kampar, gerakkan biosis, ketahanan pangan nasional

Danrem: Kampar Gerakkan Biosis Ketahanan Pangan Nasional

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pemerintah Kabupaten Kampar Provinsi Riau telah menggerakkan biosis atau kehidupan masyarakat menuju ketahanan pangan nasional seperti yang diinginkan atau dicita-citakan pimpinan negara dengan target tiga tahun ke depan, kata Danrem 031/Wirabima Brigjen TNI Nurendi.

"Inilah yang kemudian dinamakan simbiosis, dimana antara kehidupan masyarakat dan lingkungannya dapat sejalan dan saling memenuhi kebutuhan hidup sehingga bukan mustahil tiga tahun mendatang Indonesia akan mandiri pangan dan energi," kata Danrem Brigjen TNI Nurendi kepada pers di Siak Hulu, Kampar, Sabtu (23/5).

Ketika itu, Brigjen Nurendi yang didampingi sejumlah pimpinan TNI daerah dan Bupati Kampar Jefry Noer menyoroti berbagai program pelatihan yang dilaksanakan di kawasan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Karya Nyata Kampar.

Menurut dia, semuanya dilakukan dengan komplit di kawasan P4S, pelatihan keterampilan diberikan untuk semua kalangan, mulai dari ibu-ibu rumah tangga dengan keterampilan menjahit, serta kalangan kepala rumah tangga dan lainnya di bidang pertanian, peternakan dan perikanan.

Nurendi paling menyoroti Program Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi (RTMPE) yang dianggap memiliki siklus kehidupan yang jelas dan nyata memberikan dampak positif untuk pertumbuhan perekonomian keluarga secara merata.

Program RTMPE merupakan program unggulan Pemda Kabupaten Kampar untuk mencapai Tiga Zero, Kampar yang bebas dari kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh.

Program tersebut merupakan program pemanfaatan lahan sempit, dengan luas hanya seribu meter persegi, masyarakat diajarkan memelihara enam ekor sapi, 50 ekor ayam petelur, menanam berbagai jenis sayuran dan membangun rumah jamur.

Rincinya, di lahan seluas itu, masyarakat diajarkan untuk mengelola kotoran sapi menjadi biogas untuk memenuhi kebutuhan energi, muai dari penerangan hingga memasak dan lainnya. Tidak harus ketergantungan dengan listrik PLN yang sejauh ini terus mengalami defisit.

Kemudian dari urine sapi tersebut, masyarakat juga diajarkan untuk memprosesnya menjadi pupuk berkualitas tinggi yang dapat dipasarkan ke sejumlah perusahaan yang ada di daerah ini.

Selanjutnya untuk kotoran beras hasil penyaringan biogas, juga dipergunakan untuk dijadikan pupuk tanaman pertanian seperti bawang merah, cabai dan berbagai jenis sayuran lainnya.

Masyarakat juga diajarkan untuk menciptakan pakan sapi dengan mengelola pelepah kelapa sawit yang berlimpah di Kampar. Prosesnya menggunakan mesin super blander yang nantinya akan dibagikan per desa dan dikelola secara swadaya.

Selain itu, juga ada pemeliharaan ayam petelur yang nantinya mendatangkan pemasukan hingga jutaan rupiah. Ayam-ayam tersebut kemudian dikembangkan dengan dikawinkan dengan jantan bangkok sehingga dapat dijual sebagai ayam potong dengan harga mahal.

"Belum lagi hasil pertanian, rumah jamur dan lainnya. Kemudian sapi yang juga akan dikembangkan lewat kawin suntik sehingga menjadi investasi masa depan yang jelas. Perbulan, masyarakat RTMPE akan menghasilan paling sedikit Rp10 juta, bahkan bisa mencapai Rp25 juta," katanya.

Menurut Danrem 031/Wirabima Brigjen TNI Nurendi, program RTMPE merupakan program yang menjadi mata rantai kehidupan dan tentunya akan memicu meningkatkan perekonomian masyarakat secara merata.

Kemudian, lanjut dia, program ini juga akan mempercepat tercapainya swasembada pangan hingga cita-cita ketahanan pangan nasional akan segera terwujud.

"Syaratnya, program ini harus juga dilakukan di berbagai daerah di Riau, Sumatera maupun secara nasional. Pemerintah Pusat harus mengetahui program ini dan harus mendorongnya agar sukses dan menjadi pusat percontohan," katanya. (Adv)