BPS: Cabai Penyumbang Terbesar Inflasi Riau

id bps cabai, penyumbang terbesar, inflasi riau

BPS: Cabai Penyumbang Terbesar Inflasi Riau

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Pusat Statistik menyatakan cabai merah menjadi komoditas penyumbang inflasi terbesar bagi Provinsi Riau yang pada bulan Mei mencapai 0,53 persen.

"Cabai tingkat konsumsinya tinggi apalagi dijual di pasar dengan harga sering turun naik itu mempengaruhi terjadinya inflasi di provinsi di kenal daerah kaya minyak itu,"kata Kepala BPS Provinsi Riau, Mawardi Arsyad, di Pekanbaru, Senin.

BPS menghitung inflasi di Riau dengan menggabungkan inflasi di tiga daerah, yakni Kota Pekanbaru, Dumai, dan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir.

Menurut Mawardi, cabai dengan harganya tinggi dijual pedagang, agar mereka tidak merugi dan pedagang pun tidak mau berspekulasi apalagi komoditas itu tak tahan lama.

Jika pedagang tidak menjual dengan harga tinggi, maka akan mengalami kerugian, akibat defiasi komoditas nonmigas itu yang rendah.

"Komoditas utama yang mengalami inflasi dan memberikan andil terbesar selain cabe, adalah daging ayam ras, telur ayam ras,

jengkol, bawang merah, bayam, petai, cabe hijau, dan lain sebagainya," katanya.

Begitu juga dengan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, mengalami inflasi sebesar 0,44 persen dengan andil inflasi sebesar 0,09 persen.

Komoditas utama yang mengalami inflasi dan memberikan andil terbesar pada kelompok makanan jadi ini adalah rokok kretek filter, gula pasir, rokok putih, rokok kretek, roti manis, teh, dan lain sebagainya.

"Inflasi Riau yang pada bulan Mei 2015 sebesar 0,53 persen terjadi karena adanya kenaikan indeks harga konsumen pada enam kelompok pengeluaran dibandingkan bulan April 2015. Kelompok bahan makanan mengalami inflasi tertinggi sebesar 1,55 persen dengan andil inflasi sebesar 0,35 persen," katanya.

Ia menambahkan, dari tiga kota IHK di Provinsi Riau, ketiganya mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Dumai sebesar 0,98 persen, diikuti oleh Tembilahan 0,87 persen, dan Pekanbaru sebesar 0,41 persen.