Riau Siap Hadapi Penurunan Lifting

id riau siap, hadapi penurunan lifting

Riau Siap Hadapi Penurunan Lifting

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau menilai Provinsi Riau yang berjuluk "Bumi Lancang Kuning" paling siap dalam menghadapi penurunan lifting minyak dan gas bumi (migas) dibanding daerah lain di Indonesia.

"Di kuartal pertama tahun 2015, sektor pengolahan mengalami peningkatan 23 persen yang didominasi oleh sawit (crude palm oil), bubur kayu dan kertas (pulp and paper), kelapa dan sagu," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Riau, Mahdi Muhammad di Pekanbaru, Selasa.

Jika dibandingkan daerah atau provinsi lain, menurut dia, maka mereka secara umum belum siap dalam menghadapi penurunan lifting bagi daerahnya karena tercatat beberapa provinsi masih mencari berbagai sumber daya alam yang bisa menggantikan peran migas.

Mengembangkan sektor pengolahan dengan memanfaatkan hasil sumber daya alam seperti perkebunan kelapa sawit 2,3 hektare, lalu hutan tanaman industri dan perkebunan milik warga tempatan, maka Provinsi Riau siap mengantisipasi penurunan Migas.

"Jadi, baru Riau itu sudah siap dan merupakan satu-satunya daerah di Indonesia siap menghadapi penurunan lifting migas. Hal itu terbukti, walaupun pengaruh migas terhadap perekonomian di Riau menurun akibat penurunan lifting dan harga. Tetapi perekonomian Riau tetap tinggi," jelasnya.

Untuk daerah lain di Indonesia yang merupakan penghasil migas seperti provinsi tetangga Kepulauan Riau, lanjut Mahdi, belum siap karena perekonomiannya turun seiring dengan penurunan lifting migas dan harga minyak dunia.

"Saat ini sektor pengolahan yang menjadi tumpuan penting untuk mengangkat kembali perekonomian yang turun sejak beberapa tahun lalu. Kalau daerah lain itu, turunnya semakin dalam seiring dengan penurunan sektor migas," ucapnya.

Dia mengatakan, penurunan perekonomian pada daerah lain karena selama ini masih selalu mengandalkan hasil dari energi fosil sebagai sumber pertumbuhan dan belum bisa mencari sumber pertumbuhan sektor lain untuk menopang pertumbuhan ekonomi.