Diskes Terbitkan Edaran Aturan Libur Kabut Asap

id diskes terbitkan, edaran aturan, libur kabut asap

Diskes Terbitkan Edaran Aturan Libur Kabut Asap

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau mengungkapkan telah menerbitkan surat edaran sebagai rekomendasi acuan tentang libur bagi masyarakat di wilayah itu dari berbagai aktifitas termasuk sekolah saat kondisi kualitas udara semakin memburuk akibat kebakaran lahan dan hutan.

"Edaran ini sudah kami sebarkan kesemua pekantoran, Sekolah dan Institusi pemerintah, puskesmas dan sebagainya untuk dijadikan acuan libur menyikapi kualitas udara yang berubah-ubah memburuk akibat pembakaran lahan dan hutan," ungkap Kadiskes Pekanbaru, Helda S Munir, di Pekanbaru, Kamis.

Menurut Helda dalam edaran tersebut diatur ada tiga ketentuan yang bisa disikapi langsung jika kondisi udara memburuk. Pertama melarang masyarakat mengurani aktifitas di luar rumah saat kondisi udara tidak sehat.

Bila Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) berkisar 101-199 atau menunjukkan warna kuning, maka diminta kepada warga mengurangi aktifitas diluar ruangan jika terpaksa gunakanlah masker. Sementara anak sekolalah belum diliburkan, namun dilarang melakukan proses belajar mengajar di luar ruangan seperti olahraga dan ektra kulikuler lainnya.

Kondisi kedua jika ISPU diangka 200-299 atau kualitas udara tidak sehat, maka dimintakan pihak sekolah meliburkan kelompok khusus, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), TK dan SD sederajad. Ibu hamil, menyusui, pengidap penyakit jantung kronis, dan manula.

Masih menurut Helda, level ketiga yakni kondisi udara berada pada status berbahaya, atau ISPU diatas 300, maka semua unsur diliburkan.

"Jadi edaran ini bisa jadi standar acuan masyarakat, dan memperhatikan perkembangan papan ISPU yang terdapat pada beberapa titik kota Pekanbaru.

Wali Kota Pekanbaru, Firdaus, membenarkan kondisi udara di Pekanbaru belakangan ini fluktuatif.

Menurut Firdaus, jika kualitas udara menunjukkan kondisi tetap sudah tidak sehat, sekolah pasti liburkan.

"Namun saat ini kualitas udara berubah-ubah tiap hari, kadang sedang. Jadi untuk itu kami meminta kepada pihak sekolah dan orang tua untuk waspada dan tidak beraktifitas di luar ruangan. Jika penting sebaiknya gunakan masker," papar Firdaus.

Sebelumnya, Wali Kota memastikan asap yang menyelimuti Kota Pekanbaru saat ini berasal dari kebakaran lahan yang ada di kabupaten/ kota tetangga. Meski Pekanbaru ada beberapa titik api yang membakar lahan kosong namun luasnya tidak terlalu banyak.

"Lahan yang terbakar tidak luas seperti disamping kantor Camat Payung Sekaki hanya 2,d ha," ujar Firdaus.

Diakui Firdaus pihaknya telah memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam kebakaran untuk selalu siaga karena masih ada kemungkinan terjadinya kebakaran lahan.

"Diwilayah kita masih banyak lahan kosong yang rawan terbakar terutama didaerah pinggiran,"pungkasnya.

Berbicara sanksi hukum bagi pelaku pembakar lahan, Firdaus mengaku, kesulitan untuk menangkap pelakunya.

"Kalau dipidanakan harus ada bukti lengkap, sekarang mencari pelaku itu yang susah,"tegasnya.

Sementar itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Pekanbaru merilis ada 186 hotspot tersebar di 8 daerah di Riau, dimana Pelalawan menjadi lokasi terparah terjadinya kebakaran lahan dan hutan (Karlahut).

Kepala BMKG Kota Pekanbaru, Sugarin mengatakan, hotspot memang tak hanya terdapat di Riau, tetapi juga di sebagian Provinsi di Pulau Sumatera, seperti di Jambi, Bengkulu, Sumut, Sumbar, Lampung dan Sumsel.

"Informasi hotspot Kamis (30/7) hingga pukul 07.00 wib tadi, jumlah titik panas di Riau mencapai 186 titik. Terbanyak di Kabupaten Pelalawan yaitu ada 60 titik," ujarnya.

Rinciannya Dumai 6 titik, Bengkalis 5, Inhil 45, Inhu 54, Kampar 3, Kuansing 2, Pelalawan 60, dan Siak 11 titik. Secara umum kondisi cuaca di Wilayah Riau Cerah Berawan disertai kabut asap tipis pada pagi dan malam hari. Peluang hujan ringan tidak merata di wilayah Riau bagian utara dan timur pada sore dan malam hari. Sedang angin secara umum bertiup dari arah Timur Laut hingga Tenggara dengan kecepatan 05 - 15 knots (09 - 29 km/jam).

"Akibat kebakaran lahan dan hutan ini, kota Pekanbaru sampai pagi ini masih terselimuti kabut asap dengan jarak pandang hanya 800 meter. Sementara kota lain seperti Dumai, Pelalawan dan Rengat, jarak pandang masing-masingnya 5 Km, 3 Km dan 4 Km," jelas Sugarin.