Pekanbaru, (Antarariau.com) - Bisnis pangkalan elpiji subsidi 3 kilogram atau biasa disebut dengan gas melon di wilayah Pekanbaru meningkat, meski harga jual gas jenis itu tidak lagi sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) ditetapkan pemerintah setempat.
"Sampai saat ini sudah 25 permohonan yang meminta rekomendasi kepada kita," papar Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru, Mas Irba Sulaiman di Pekanbaru, Rabu.
Ia mengatakan, padahal instusi itu telah mengeluarkan izin sub penyalur gas elpiji 3 kilogram pada 519 pelaku usaha dari sekitar 600 pangkalan yang beroperasi saat ini dari 12 agen gas melon di wilayah tersebut.
Data terakhir instansi tersebut sampai akhir Juli 2015, terdapat 25 perusahan atau masyarakat setempat yang telah mengajukan permohonan untuk perizinan membuat pangkalan baru.
Sementara, kebutuhan gas elpiji 3 kilogram di wilayah Pekanbaru mencapai 486.000 tabung per bulan atau meningkat sekitar 17 persen dari tahun 2014 yang hanya sebesar 420.000 tabung per bulan.
Kondisi itu mengambarkan kebutuhan masyarakat terutama warga kelas bawah dan pelaku usaha mikro di Pekanbaru terhadap gas melon dibutuhkan, seiring tingginya harga minyak tanah dipasaran karena tidak disubsidi dan pemerintah telah menkonversi dari minyak kepada elpiji.
"Bayangkan kita duduk-duduk di rumah, orang datang beli elpiji. Kalau dengan HET kita saat ini, sudah untung bersih Rp2.000 per tabung. Jika dalam sepekan saja dapat alokasi 500 tabung, kalikan saja empat pekan. Sudah berapa?, hanya duduk-duduk saja," katanya.
Rika Indah (29), ibu rumah tangga tinggal di kawasan Panam, Pekanbaru, mengaku, dirinya membeli elpiji 3 kilogram seharga Rp18.000 per tabun dari pengakalan setempat.
"Saya beli gas melon di pangkalan yang berada di kawasan Panam seharga Rp18.000 per tabung atau lebih Rp2.000 dari harga cceran tertinggi Pemerintah Kota Pekanbaru Rp16.000 per tabung. Tiap beli, selalu gitu harganya," kata dia.
Atas kondisi itu, dia berjura, kecewa dengan sikap intansi terkait seperti pemerintah kota dan PT Pertamina karena cenderung tidak tanggap dengan warga tempatan.
"Kami sebagai warga mau tidak mau harus beli juga karena kami butuh," terangnya.
Berdasarkan data terakhir PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I, penyalurkan gas melon untuk wilayah kerja Provinsi Riau mencapai 3.360.000 tabung per bulan atau sekitar 112 ribu tabung per hari dengan 2.500 unit pangkalan dan 73 agen.
Berita Lainnya
Perta Arun Gas berkomitmen untuk kedepankan aspek HSSE di lokasi kilang
06 March 2024 10:00 WIB
PGN dan Conrad Energy jajaki kerja sama pasokan gas domestik dari Aceh
01 March 2024 10:20 WIB
Kementerian ESDM harap temuan cadangan gas baru topang transisi energi
20 February 2024 16:31 WIB
Stok elpiji langka di Dumai, ini yang dilakukan Dinas Perdagangan
06 February 2024 15:37 WIB
Mengoptimalkan sejumlah penemuan sumber gas besar
05 February 2024 11:46 WIB
Ladang gas laut dalam yang dikembangkan China mampu catat rekor output migas
03 February 2024 15:19 WIB
Terganggu bau gas kimia, sejumlah siswa di Cilegon dipulangkan lebih awal
23 January 2024 16:39 WIB
Menteri ESDM Arifin Tasrif minta percepat pembangunan infrastruktur gas
17 January 2024 11:48 WIB