Riau Terancam Gagal Sebagai Pusat Budaya Melayu

id riau terancam, gagal sebagai, pusat budaya melayu

Riau Terancam Gagal Sebagai Pusat Budaya Melayu

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Provinsi Riau terancam gagal mewujudkan visinya sebaga Pusat Kebudayaan Melayu di Asia Tenggara pada tahun 2020 terlihat dari belum banyaknya perubahan dan waktu yang semakin dekat, demikian disampaikan Pimpinan DPRD provinsi setempat.

"Tahun 2020 sudah dekat, lima tahun lagi dan tidak mungkin tercapai. Saya bisa katakan Riau itu gagal mencapai visi misinya," kata Wakil Ketua DPRD Riau, Noviwaldy Jusman di Pekanbaru, Rabu.

Menurutnya hal itu terlihat dari beberapa kebudayaan yang gagal dikenal oleh pihak luar atau diekspor seperti Tari Zapin Api di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis. Ada juga situs sejarah Candi Muara Takus di Kabupaten Kampar yang gagal dikelola sehingga jarang orang berkunjung ke sana.

"Sudah dikasih anggaran untuk memperluas akses supaya orang tertarik ke sana. Ada juga orang berkunjung, tapi karena jalannya kecil, tak mau lagi orang. Sampai sekarang juga tidak dilaksanakan," ungkapnya.

Bahkan lebih parahnya lagi, di Pekanbaru tempat sejarah pertama kali Melayu masuk kota yakni Senapelan sekarang sudah berubah dari bentuk aslinya. Mesjid Raya sekitar daerah itu juga diubah.

"Jadi apa Budaya Melayu yang bisa dijadikan acuan untuk 2020 itu," ucapnya.

Padahal, lanjut dia, visi yang dicetuskan sejak masa Mantan Gubernur Riau Rusli Zainal itu belum diubah. Namun terjadi karena rencana pembangunan yang diubah seenaknya dan lupa bahwa telah digariskan visi dan Misi Riau 2020.

Dia mengatakan pihaknya terkait masalah ini nantinya akan mengukur juga berapa persen visi itu tercapai. Hal itu akan dihitung berdasarkan rencana pembangunan jangka menengah berapa realisasinya di akhir tahun 2020 nanti.

Riau sendiri pada 9 Agustus nanti akan genap berusia 58 tahun. Dewan berharap agar dilakukan introspeksi dan evaluasi terhadap visi dan misi Riau sebagai Pusat Budaya Melayu 2020 itu.