Pekanbaru Penuhi Amanat UU Terkait Pendidikan

id pekanbaru penuhi, amanat uu, terkait pendidikan

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pendidikan telah menjadi isu utama di negeri ini karena diyakini pendidikan sangat mempengaruhi tingkat kemajuan suatu daerah. Tidak terkecuali di Pekanbaru, terhitung sejak kota ini dijabat oleh Walikota Firdaus dan Wakil Walikota Ayat Cahyadi, sektor pendidikan mendapat perhatian yang besar. Berbagai pembangunan di bidang sarana dan prasarana pendidikan digenjot pembangunannya.

Walikota Pekanbaru, Firdaus ST, berpendapat dunia pendidikan adalah modal utama dalam menentukan nasib bangsa di masa depan, karena apabila kondisi penidikan hari ini memburuk dan salah urus, maka nasib bangsa ini ke depan akan hancur di tangan generasi yang tidak berpendidikan.

Bukan rahasia umum lagi jika dalam porsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Pekanbaru, sejak tahun pertama sampai tahun ketiga 2015, Firdaus menahkodai Pekanbaru anggaran pendidikan presentasenya sangat fantastis yakni rata-rata 37 - 39 persen dari total nilai anggaran. Nilai ini, jauh melebihi anggaran pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang hanya menetapkan 20 persen dari anggaran pembangunan nasional.

Sebagai gambaran pada tahun 2013 lalu, Pemerintah Kota Pekanbaru menggelontorkan anggaran sebesar Rp. 83,88 miliar untuk membangun 109 unit gedung sekolah dan sarana pendidikan lainnya, mulai dari tingakat SD, SMP,SMA dan SMK. Hal tersebut tentunya dalam rangka peningkatan fasilitas dan mutu pendidikan di Kota Pekanbaru.

109 unit gedung sekolah tersebut terdiri dari 9 unit pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) total biaya Rp17.37 milyar, sebanyak 17 revitalisasi dengan biaya Rp29.63 milyar, sebanyak 30 unit penambahan ruang kelas baru (RKB) dengan biaya Rp12.77 milyar, sebanyak 51 unit rehab berat sekolah negeri dan sawasta dengan biaya Rp11.74 milyar, sebanyak 3 unit pembangunan laboratorium IPA sekolah negeri dan swasta dengaan biaya Rp690 juta.

Pembangunan 3 unit perpusatakaan SMK swasta dengan biaya Rp510 juta, sebanyak 4 SMK swasta mendapat bantuan pembangunan ruang praktek dengan biaya Rp1.36 milyar, dan sebanyak 9 SMA dan SMK negeri dan swasta mendapat bantuan peralatan laboratorium dengan biaya Rp1.73 milyar.

Dan pada tahun 2014 lalu Pemko kembali mengalokasikan anggaran untuk pembanguan sarana prasarana pendidikan sebesar Rp. 80,3 miliar. Dana tersebut merupakan sharing APBD murni Kota Pekanbaru dengan bantuan pemerintah pusat, atau dana APBN dalam bentuk multi years.

Adapun sarana prasarana pendidikan yang dibangun dalam tahun 2014, antara lain gedung sekolah baru tingkat SD sebanyak 6 unit, SMA 1 unit. Revitalisasi, gedung SD 1 unit, SMP 2 unit, SMA 1 unit.

Sementara pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) antara lain, Taman Kanak-kanak (TK) 1 unit, SD 1 unit, SMP 6 unit, SMA 2 unit, SMK 1 unit. Selanjutnya pembangunan prasarana lainnya, antara lain, rumah penjagan sekolah SD 7 unit, SMP 5, SMA 2, SMK 1.

Rumah Ibadah SMP 2 unit. Pembangunan penataan lingkungan sekolah berupa pagar dan paving block untuk 9 sekolah tingkat SMP, SMA 1dan SMK 1 sekolah. Pembangunan Perpustakaan, ruang serba guna atau aula dan pembangunan sanitasi air bersih untuk 12 sekolah.

Alokasi pendidikan yang diberikan itu semata-semata tidak hanya untuk pembangunan fisik sekolah saja tetapi juga dalam bentuk pemberian beasiswa kepada keluarga siswa miskin yang berprestasi. Dimana pemberian bea siswa ini belum ada pada masa-masa sebelum Walikota Firdau MT.

Firdaus MT mengatakan program tersebut merupakan kepedulian Pemkot Pekanbaru guna membantu anak-anak berprestasi dari keluarga tidak mampu agar mereka dapat melanjutkan pendidikannya Walikota Firdaus MT sangat menyayangkan jika ada siswa berprestasi dan berkeinginan sekolah tidak bisa melanjutkan hanya karena berasal dari keluarga yang miskin.

Pada tahun 2013, Pemko menganggarkan Rp 6 miliar untuk program beasiswa bagi siswa dari keluarga miskin.Sebanyak 15.430 siswa menjadi sasaran pemberian bantuan peralatan sekolah seperti baju seragam, buku tulis dan sepatu.

Untuk tingkat SD/MI, bantuan yang diberikan sebesar Rp280.000 per siswa, dengan jumpah penerima sebanyak 8.300 siswa. Kemudian untuk tingkat SMP/MTs, jumlah bantuan yakni Rp340.000 per siswa dengan penerima sebanyak 4.500 orang. Tingkat SMA sebesar Rp505.000 per siswa dengan penerima 2.630 orang.

Selain bantuan kepada siswa miskin berprestasi, Pemko Pekanbaru juga memberikan batuan kepada mahasiswa. Tahun 2015, Pemko Pekanbaru memberikan beasiswa kepada 851 orang mahasiswa dengan nilai anggaran sebesar Rp 3 miliar.

Pendidikan berbasis akhlak

Untuk mengantisipasi perkembangan kemajuan teknologi dan arus globalisasi yang membawa berbagai dampak kepada generasi muda. Pemko Pekanbaru mengembangkan pembangunan pendidikan yang berbasis akhlak. Pola pendidikan ini juga sekalian mempersiapkan generasi menuju masyarakat madani yang diimpikan. Pembangunan akhlak itu diwujudkan dalam program berbasis pendidikan agama, seperti program Sekolah Mengaji dan program Magrib Mengaji.

Hampir 90 persen sekolah di Pekanbaru sudah menjadikan kegiatan mengaji sebagai pembuka kegiatan belajar siswa pada pagi hari disekolah,” jelas Walikota Firdaus.

Program Sekolah Mengaji ini diterapkan 15 menit sebelum jam belajar dimulai semua siswa sudah dianjurkan untuk mengaji. Sementara untuk siswa non muslim juga diwajibkan membaca kitabnya dan guru pembimbingnya disesuaikan.