Citilink Tingkatkan Keselamatan Penerbangan Terkait Asap

id , citilink, tingkatkan keselamatan, penerbangan terkait asap

   Citilink Tingkatkan Keselamatan Penerbangan Terkait Asap

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Maskapai berbiaya murah (LCC) Citilink meningkatkan keselamatan dan kenyamanan penerbangan terutama di bandara tujuan yang sedang dilanda kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan seperti kota-kota di Sumatera.

"Kini 1.200 meter jarak pandang pilot dari bandara asal ke bandara tujuan. Pilot harus bisa pastikan jarak pandang seperti Sultan Sayarif Kasim dilihat dari Soekrano-Hatta, baru pesawat "take off", kata Direct Sales Manager Citilink Pekanbaru, Ridwan di Pekanbaru, Senin.

Seperti diketahui, lanjut dia, masing-masing maskapai baik dometik atau internasional mempunyai kebijakan sendiri pada saat pesawat belum terbang. Maskapai Garuda Indonesia wajibkan 1.400 meter, Silk Air 1.800 meter dan lain sebagainya.

Ia mengaku, kebakaran lahan dan hutan yang terjadi saat ini seperti di Sumatera telah menimbulkan kekhawatiran tersendiri terutama bagi bisnis transportasi udara di Tanah Air.

"Yang kita khawatirkan itu bila terjadi penurunan jarak pandang seperti 100 meter dari wajib 1.000 meter, maka pesawat tidak boleh "landing" sehingga penerbangan jadi sia-sia. Lebih baik pesawat tidak terbang dari pada terbang, terus timbul masalah," katanya.

Semakin lama pesawat terbang di tengah kabut asap, kata dia, maka akan semakin menimbulkan risiko dibanding dengan keberadaan pesawat berada di darat. Apalagirisiko pesawat sering terjadi saat melakukan "take off" atau lepas landas dan "landing" (mendarat).

"Makin lama (pesawat) terbang dan semakin sering "divert" (alihkan rute penerbangan), itu jadi perhatian khusus. Yang kita lakukan adalah antisipasi seminimal mungkin bagaimana cara penerbangan itu bisa aman dan nyaman di tengah kabut asap," katanya.

Kadiv Pelayanan dan Operasi Bandara Internasional SSK II Pekanbaru, Hasturman Yunus mengemukakan, bandara tersebut telah dilengkapi "instrument landing system" atau sistem di darat tepatnya sekitar landasan pacu bantu kendalikan pesawat yang akan mendarat.

Dengan bantuan sistem itu, lanjut dia, pihaknya hanya memberitahukan pada pilot pesawat bahwa jarak aman untuk melakukan pendaratan minimal 1.000 meter sesuai aturang yang ada.

"Bedasarkan aturan kami ketahui untuk bandara di Pekanbaru itu, jarak pandang minimal 1.000 meter. Kurang dari itu sedikit, maka diserahkan pada keputusan pilot. Pilot sudah lihat jelas dan merasa aman, maka boleh "landing", katanya.

Mengepung

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru mendeteksi sebanyak 759 titik panas mengepung Pulau Sumatera karena dipicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan di beberapa provinsi, termasuk Riau.

"Sampai pagi tadi pukul 07.00 Wib untuk wilayah di Sumatera ada 759 titik, sedangkan di Riau sebanyak 164 titik," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiaun Pekanbaru, Slamet Riyadi.

Ia membeberkan, tujuh ratusan lebih titik panas itu diantaranya masih terpantau dengan wilayah kosentrasi terbanyak berada di Provinsi Jambi 250 titik dan diikuti Provinsi Sumatera Selatan 247 titik.

Khusus di Riau, sebanyak 164 titik panas berada di sembilan kabupaten dan kota seperti Kuantan Singingi satu titik, Rokan Hilir (2), Dumai (3), Kampar (5), Bengkalis (6), Siak (10), Pelalawan (29), Indragiri Hulu (31) dan Indragiri Hilir 77 titik.

Ia mengatakan, kondisi itu telah berakibat kabut asap menyelimuti Provinsi Riau dan menyebabkan jarak pandang pagi hari menjadi terbatas seperti Pekanbaru hanya satu kilometer, Rengat (Indragiri Hulu) dua kilometer, Dumai empat ilometer dan Pelalawan 0,8 kilometer.

"Daerah paling parah terkena dampak paparan kabut asap dari pantauan kita adalah Pelalawan dengan jarak pandang hanya menyisakan 800 meter," ujarnya.