SMA 3 Pekanbaru Belajar Di Ruang Semi-Permanen

id sma 3, pekanbaru belajar, di ruang semi-permanen

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Siswa-siswi SMAN 3 Pekanbaru membutuhkan bantuan setelah mengalami musibah kebakaran pada November 2014, karena hingga kini siswa terpaksa belajar di ruang kelas semi-permanen yang dulunya adalah laboratorium, ruang guru, bahkan mushalla sekolah.

Kepala Sekolah SMAN 3, Ernawati, di Pekanbaru, Selasa, mengatakan yang belajar di ruang semi-permanen terbuat dari papan adalah Kelas XII sebanyak sembilan lokal. Sedangkan Kelas X dan XI masing-masing 10 lokal menumpang di SMPN 6 yang lokasinya dekat, tapi masuk siang hari.

"Semua ruang belajar, yakni 29 kelas habis terbakar. Sekarang ada 15 lokal di SMA 3, namun yang difungsikan baru sembilan lokal untuk Kelas XII," katanya.

Dia menjelaskan bahwa saat kebakaran jumlah siswa adalah 990 orang. Setelah kejadian naas itu, pihak sekolah hanya libur satu hari dan semua dipindahkan ke SMP 6 namun tidak ada kursi dan bangku.

"Untung sekolah lain menyumbang, juga dari PT Chevron Pasific Indonesia, Pemerintah Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, perusahaan, dan msyarakat. Tapi untuk pembangunan kembali masih belum jelas," ujarnya.

Akibatnya, lanjut dia, pihak inspektorat pada April lalu sempat menyampaikan SMA 3 tidak boleh terima murid. Setelah diusahakan ke dins pendidikan hanya boleh menerima lima dengan lokasi terbagi tiga yakni SMA 16, SMP 6, dan SMA 3 sendiri.

"Akhirnya diusahakan terus hingga bisa menerima 10 kelas dengan tempat belajar di SMA 3 dan SMP 6 saja," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Komite Sekolah SMA 3, Arbi mengatakan bahwa Pemko Pekanbaru pada tahun lalu setelah kebakaran tidak bisa memberikan anggaran karena sudah ketok palu. Kemudian untuk tahun 2016, lanjut dia, aturan kewenangan sekolah menengah sudah menjadi tanggungjawab provinsi.

"Ini yang membuat sulit, makanya kami undang orang tua untuk berpartisipasi. Tapi sekali minta sumbangan, dianggap komite memaksa padahal itu sukarela," ungkapnya.

PT CPI sebagai pihak yang mulai membangun sekolah itu menyatakan bahwa pihaknya menunggu "leading sector" baik itu pemerintah kota ataupun provinsi dalam pembangunan kembali sekolah tersebut. CPI sendiri sejatinya juga telah menyerahkan lahan dan bangunan itu ke Pemprov Riau.

"Terkait SMA 3 kita tidak tinggal diam karena secara historis berpartisipasi. Ini tentu harus disesuaikan dengan rencana pemerintah."L eading sector"nya harus jelas dulu apakah Pemko Pekanbaru atau Pemprov Riau," katanya Manager PGPA Specific Area PT CPI, Deswandi Muzwar.