PLTA Koto Panjang Turunkan Produksi Listrik 60 Persen

id plta koto, panjang turunkan, produksi listrik, 60 persen

PLTA Koto Panjang Turunkan Produksi Listrik 60 Persen

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Perusahaan Listrik Negara wilayah Sumatera Bagian Utara menyatakan Pembangkit Listrik Tenaga Air Koto Panjang, Kabupaten Kampar, Riau turun hingga 60 persen akibat kekurangan air.

"Mengingat debit air yang terus menurun maka pada siang hari kita turunkan kapasitas 60 persen. Tapi pada malam hari kita upayakan untuk tetap 100 persen," kata Manager PLN Sektor Pekanbaru, Charles Leonard Damanik kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.

Ia menjelaskan bahwa saat ini tinggi muka air (TMA) di PLTA Koto Panjang masih normal dimana per Agustus 2015 adalah 77,45 meter. Sementara untuk elevasi maksimal adalaha 85 meter dan minimal 73,5 meter.

Dengan kondisi TMA seperti itu ia mengatakan pasokan listrik di Sumatera Bagian Utara masih normal karena pihaknya menggunakan sistem subtitusi silang dengan pembangkit listrik yang terkoneksi.

"Akan tetapi jika kondisi seperti ini, tanpa hujan sejak Juli 2015 masih terus berlangsung maka tidak menutup kemungkinan krisis listrik bakal terjadi. Terutama di Pekanbaru," ujarnya.

Selain PLTA Koto Panjang, hal yang sama juga terjadi di PLTA Singkarak, Sumatera Barat. Kedua PLTA yang mampu menghasilkan total 289 MW tersebut terancam kesulitan jika debit air tidak segera ditambah. Untuk itu, Charles mengatakan PLN menggandeng Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC).

Menurut Charles, pihaknya telah melakukan kerjasama TMC dengan BPPT sejak 2007 lalu dan hasilnya sangat signfikan dalam meningkatkan debit air. "Saya berharap untuk kali ini TMC dapat terlaksana dengan baik," ujarnya.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan BPPT Heru Widodo mengatakan bahwa posisi Riau yang berada di garis Ekuator berperan besar dalam mempermudah pelaksanaan TMC. "Sebenarnya untuk melakukan TMC idealnya pada November, tapi Riau yang berada di garis Ekuator tidak perlu menunggu November karena cukup banyak awan yang berpotensi menghasilkan hujan," jelasnya.

Ia menjelaskan TMC ini sendiri akan berlangsung selama 45 hari terhitung sejak 1 September 2015.