DPRD: Indragiri Hilir Butuh Ekskavator

id dprd indragiri, hilir butuh ekskavator

DPRD: Indragiri Hilir Butuh Ekskavator

Tembilahan, (Antarariau.com)- DPRD Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau, menyebutkan daerah itu membutuhkan minimal satu unit ekskavator di setiap kecamatan untuk mengatasi masalah perkebunan kelapa yang dihadapi para petani.

"Indragiri Hilir memerlukan minimal satu alat berat berupa ekskavator untuk memperbaiki drainase dan menata trio tata air perkebunan masyarakat yang selama ini menjadi masalah dasar petani kelapa di Indragiri Hilir," kata Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Indragiri Hilir Ahmad Junaidi di Tembilahan, Rabu.

Menurut Junaidi, masalah perkebunan kelapa rakyat sebenarnya cukup kompleks. Namun hal utama yang menjadi masalah adalah soal trio tata air yang belum baik, apalagi diperburuk oleh dampak dari abrasi pantai akibat naiknya dataran air laut.

"Hal paling penting yang harus diatasi untuk petani kelapa kita saat ini adalah masalah trio tata air, trio tata air harus diperbaiki dan diperluas, kemudian melakukan normalisasi parit yang semakin mendangkal, jika ini bisa diatasi, maka masalah utama petani sudah dapat terjawab," paparnya.

Kemudian di samping itu menurut dia kebutuhan akan penanganan drainase dan trio tata air di Indragiri Hilir adalah hal yang mendesak dan patut menjadi perhatian pemerintah.

"Namun untuk mendapatkan satu unit alat berat untuk setiap kecamatan memang memerlukan dana yang cukup besar. Apalagi dana APBD Indragiri Hilir jumlahnya masih relatif kecil dan tentunya sulit harapan itu dapat terpenuhi," ujarnya.

Dia mengatakan meskipun hal itu dapat dilakukan maka permasalahan dana operasionalnya yang cukup besar untuk mengoperasikan alat berat tersebut akan menjadi kendala.

"Biaya operasionalnya diperlukan sekitar Rp800 juta untuk satu unit ekskavator per tahun jadi untuk seluruh kecamatan dalam penanganan trio tata air tersebut diperlukan dana minimal Rp1,2 triliun," ujarnya.

Dia menyampaikan bahwa sekitar belasan atau puluhan tahun yang lalu, petani kelapa di Indragiri Hilir cukup berjaya karena kelapa tumbuh dengan baik dan subur.

"Namun akibat abrasi air dan pantai, membuat kebun kelapa rakyat banyak yang terendam dan mengakibatkan pohon kelapa menjadi tidak tumbuh dengan baik. Akibatnya produksi buah kelapa juga menjadi menurun sehingga produksi buah kelapa menjadi anjlok," ucapnya.

Dia mengakui untuk memperbaiki dan membenahi masalah perkebunan kelapa di Indragiri Hilir memang sangat memerlukan biaya besar dan tentu juga dengan upaya dan semangat yang besar pula agar semua bisa tercapai.

"Kalau tidak, nasib petani kelapa kita, ya seperti ini terus dan lama-kelamaan menjadi susah dan menjadi miskin. Padahal andalan kita dari dulu adalah buah kelapa. Kalau perkebunan kelapa ini terus-terusan dibiarkan, maka angka kemiskinan di Indragiri Hilir akan semakin meningkat," ucapnya. (Adv)