BMKG: 708 Titik Panas Kepung Sumatera

id bmkg 708, titik panas, kepung sumatera

BMKG: 708 Titik Panas Kepung Sumatera

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi terdapat 708 hot spot atau titik panas di Sumatera yang terkosentrasi di beberapa provinsi karena dipicu terjadi kebakaran hutan dan lahan.

"Pantauan satelit Terra dan Aqua hari ini Kamis (3/9) pada pukul 7.00 Wib tadi, terdapat 708 titik panas di Sumatera. Kalau di Riau ada 177 titik panas," papar Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi di Pekanbaru, Kamis.

Ia merinci, 708 titik panas tersebut tersebar pada 10 provinsi di Sumatera dengan kosentrasi titik panas terbanyak di Jambi berjumlah Jambi 245 titik, lalu Sumatera Selatan 189 titik dan Riau 177 titik panas.

Kemudian di Sumatera Barat terdapat 32 titik panas, Bengkulu 24 titik, Lampung 18 titik, Sumatera Utara 10 titik, Bangka Belintung delapan titik, Nanggroe Aceh Darussalam tiga titik dan Kepulauan Riau hanya satu titik panas.

Kebakaran hutan dan lahan semua terjadi di provinsi Pulau Sumatera, ucap dia, telah menyebabkan terbatasnya jarak pandang terutama di udara, karena dapat membahayakan bagi penumpang maskapai pada saat melakukan proses pendaratan pesawat di bandara setempat.

"Di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, jarak pandang tadi pagi atau jam 7.00 Wib sempat sentuh 200 meter. Tapi sekarang sudah berada pada sekitar 800 meter," terangnya.

Ia menjelaskan, untuk Provinsi Riau dari 177 titik panas dapat dipastikan menjadi titik api kebakaran hutan dan lahan di daerah tersebut dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen sebanyak 107 titik.

"Kosentrasi 107 titik api di Riau itu, tersebar di beberapa kabupaten/kota seperti Pelalawan 48 titik atau daerah berbatasan dengan Pekanbaru. Lalu Indragiri Hulu 27 titik, Indragiri Hilir 14 titik dan Kuantan Singingi 12 titik api," jelas Slamet.

Hingga Rabu (3/9) siang, aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru masih lumpuh total akibat jarak pandang menurun drastis karena pekatnya kabut asap.

Hingga siang ini pukul 13.30 Wib, tidak ada satu pun pesawat yang berani mendarat di bandara setempat akibat pekatnya asap, kecuali dua maskapai yakni Garuda Indonesia dan Lion Air lepas landas karena kedua pesawat itu round atau menginap di apron (area parkir pesawat).

Padahal sesuai jadwal pendaratan beberapa maskapai seperti Garuda nomor penerbangan GA 175 dan GA 175, lalu Lion Air JT 388, JT 390, JT 290, kemudian Citilink rute Surabaya-Pekanbaru dan beberapa maskapai lainnya telah melewati waktu pendaratan pesawat.

Hasturman Yunus, Kepala Divisi Pelayanan dan Operasi Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II mengatakan, tidak adanya agin menyebabkan aktivitas terutama pendaratan pesawat menjadi terganggu.

"Kita lihat perkembangan. Ini jadi permasalahan bagi kita karena jarak pandang terbatas berada pada posisi sangat minimal atau dibawah 1.000 meter. Angin tidak berhembus kencang, sementara tumpukan asap cukup banyak," terangnya.