Gubernur Minta Jambi-Sumsel Serius Tangani Kebakaran

id gubernur minta, jambi-sumsel serius, tangani kebakaran

Gubernur Minta Jambi-Sumsel Serius Tangani Kebakaran

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pelaksana Tugas Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, meminta Pemerintah Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan lebih serius menangani kebakaran lahan dan hutan karena asap kiriman dari daerah tersebut membuat polusi udara di Riau semakin parah.

"Saatnya kita dorong provinsi tetangga agar bisa kerja maksimal. Asap yang ada pada kita (Riau) ini juga kiriman dari provinsi tetangga," kata Pelaksana Tugas Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman di Posko Siaga Darurat Kebakaran Lahan dan Hutan Riau, di Lanud Roesmin Nurjadi Pekanbaru, Jumat.

Pria yang akrab disapa Andi Rachman itu menyatakan hal tersebut terkait perlunya Pemprov Riau meningktkan status siaga kebakaran ke level tanggap darurat, yang secara otomatis membuatnya menjadi bencana nasional.

Ia mengatakan Pemprov Riau akan mengangkat masalah kebakaran dan asap ke Forum Gubernur se-Sumatera untuk mencari solusi bersama. Menurut dia, masalah asap di Riau juga tidak lepas dari asap kiriman dari daerah lain seperti Jambi dan Sumatera Selatan (Sumsel).

"Saya akan usulkan ke agenda tahun ini karena asap kiriman juga ada dari Jambi dan Sumsel. Bahkan, provinsi yang tak punya titik panas kena pengaruh juga," katanya.

Andi Rachman merasa yakin penanganan kebakaran di Riau bisa ditanggulangi tanpa perlu meningkatkan status tanggap darurat. "Status belum dinaikan, masih siaga karena kriteria-kriteria belum terpenuhi," katanya.

Ia mengatakan kondisi Riau sekarang berbeda dengan tahun 2014, saat status bencana darurat asap diberlakukan, meski sejumlah parameter menunjukan kondisi buruk yang serupa. Saat itu, ribuan personel TNI didatangkan untuk membantu proses pemadaman kebakaran di Riau.

Menurut dia, meningkatnya jumlah titik api dan memburuknya polusi asap hingga level berbahaya, disebabkan karena berkurangnya kekuatan Satgas karena izin terbang tiga helikopter bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) habis pada 1 September lalu.

Ia mengatakan perpanjangan izin helikopter dari Kementerian Perhubungan sudah rampung dan pemadaman lewat udara sudah bisa dilakukan lagi. "Itu karena belum ada helikopter, tapi semoga sekarang sudah bisa diatasi," ujarnya.

Kemudian, ia mengatakan dampak asap terhadap lumpuhnya aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru hanya bersifat sementara. "Bandara lumpuh hanya beberapa jam dan pada malam hari aktivitas penerbangan sudah bisa lagi. Jalur transportasi di laut dan darat juga masih lancar," klaim pria yang akrab disapa Andi Rachman itu.

Selain itu, ia mengatakan pemerintah kabupaten/kota di Riau juga masih menyatakan sanggup mengatasi kebakaran lahan dan hutan hingga saat ini.

Hal senada diutarakan oleh Komandan Satgas Siaga Kebakaran Riau, Brigjen TNI Nurendi, yang juga mengatakan status tanggap darurat belum perlu diterapkan di Riau. Menurut dia, potensi hujan masih ada di beberapa daerah di Riau sehingga potensi kebakaran bisa dieliminir.

"Lagipula kalau kita tingkatkan status, kalau kondisi tetap sama seperti tahun 2014, buat apa kita semua disini ada tapi seperti tidak ada, tidur saja kita semua disini," kata Brigjen TNI Nurendi yang juga Komandan Korem 031 Wira Bima.

Ia mengatakan, kebakaran Riau bisa ditanggulangi apabila semua pihak merasa terpanggil untuk melakukan pencegahan, pemadaman kebakaran dan penegakan hukum dengan konsisten dan sesuai aturan berlaku.

"Kita mohon semua pihak agar terpanggil. Tak pelru dipanggil, apalagi terpaksa untuk sama-sama memadamkan kebakaran," katanya.