Legislator Riau Klarifikasi Tuduhan 15 Camat Kuansing

id legislator riau, klarifikasi tuduhan, 15 camat kuansing

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Legislator DPRD Riau, Marwan Yohanis mengklarifikasi tuduhan 15 Camat di Kabupaten Kuantan Singingi yang menuding dirinya telah menghina profesi 15 Camat yang akhirnya mendatangi dewan provinsi dan malapor ke Komisi A dan Badan Kehormatan.

"Saya tidak pernah mengatakan tukang sapu bisa jadi camat. Ketika berorasi kemarin saya sampaikan berpesan kepada Mursini-Halim terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kuansing tolong ditempatkan sesuai dengan keahliannya. Jangan sampai guru jadi dokter, atau guru jadi camat. Artinya ini sejalan dengan keinginan Pak Yulfides," kata Marwan Yohanis yang dihubungi dari Pekanbaru, Jumat.

Dia mengatakan pernyataannya itu malah menghargai dan ingin mengangkat profesi seorang camat yang harus berasal dari latar belakang ilmu pemerintahan. Menurutnya dia juga tidak mengatakan bahwa selama ini profesi camat, dokter, dan guru saat Bupati Sukarnis tidak sesuai dengan bidangnya.

Terkait laporan 15 Camat itu ke DPRD Riau, disesalkannya kenapa itu dilaporkan ke lembaga tersebut. Karena saat itu, dia berbicara dalam kampanye karena partainya Gerindra mengusung pasangan Mursini-Halim.

"Saya berbicara di panggung politik, jadi tolong disikapi secara politik," jelas Ketua Komisi B DPRD Riau ini.

Meskipun begitu, dia menyatakan siap untuk menjalani proses mekanisme jika itu nantinya memang ditindaklanjuti Badan Kehormatan DPRD Riau. Termasuk untuk bertemu langsung dengan 15 camat tersebut yang salah satu permintaannya adalah tatap muka dengan Marwan Yohanis.

"Saya siap saja, tapi domainnya siapa kok malah ke DPRD, masalah pemilu kan ada Panitia Pengawasan Pemilihan Umum. Maunya bertemu tidak masalah, apalagi camat di kampung saya, keluarga saya semua itu," ujar Ketua Dewan Pimpinan Daerah Gerindra Riau ini.

Sebelumnya sejumlah 15 Camat dari Kabupaten Kuantan Singingi dan beberapa dokter serta guru mendatangi Gedung DPRD Riau untuk melaporkan Marwan Yohanis yang diduga melakukan kampanye hitam

"Kami camat yang pegawai negeri sipil, guru, dan dokter merasa terhina dengan pernyataan Marwan. Dia meremehkan pemerintah saat ini bahwa pengangkatan seseorang tidak menurut latar belakangnya, Camat bisa ada dari tukang sapu, dokter ada dari guru," kata Koordinator Camat Kuansing, Yulfides.

Ketua Komisi A DPRD Riau, Hazmi Setiadi yang menyambut ini mengatakan pihaknya perlu mengetahui apa materinya terlebih dahulu. Perlu dilihat jika itu pada kampanye, tentu harus dipisahkan antara sebagai anggota DPRD dan Politikus.

"Kalau orang politik wajar saja saat berkampanye. Kita lihat dulu kapasitasnya apakah menyinggung sebagai anggota DPRD. Kalau iya kita terima lanjutkan ke Badan Kehormatan. Tentu ada mekanismenya, harus buat laporan," jawabnya.