Pangkohanudnas: Lima Wilayah Pertahanan Udara RI Rawan

id pangkohanudnas lima, wilayah pertahanan, udara ri rawan

Pangkohanudnas: Lima Wilayah Pertahanan Udara RI Rawan

Jakarta, (Antarariau.com) - Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas) Marsekal Muda TNI Hadiyan Sumintaatmadja mengungkapkan lima pertahanan udara Indonesia rawan dilanggar pesawat asing lantaran masih kekurangan 12 radar di daerah itu.

"Yang rawan itu wilayah Indonesia tengah dan timur, seperti Kalimantan, Maluku Utara, Maluku Selatan, Papua, dan Sumatera Barat," kata Pangkohanudnas usai menghadiri Peringatan HUT Ke-70 TNI, di Pelabuhan Indah Kiat, Cilegon, Banten, Senin.

Untuk menanggulangi kurangnya radar, Kohanudnas pun terpaksa mengintegrasikan radarnya dengan sistem yang dimiliki Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan.

Kendati demikian, langkah itu tidak optimal mendeteksi pelanggaran ruang udara karena perbedaan jenis radar yang dioperasionalkan institusinya dan radar Ditjen Perhubungan Udara.

"Pesawat militer asing yang masuk ke ruang udara kita tidak mungkin menyalakan transponder sehingga radar secondary milik Perhubungan Udara tidak dapat mendeteksi keberadaan mereka," ucapnya.

Dikatakannya, pelanggaran udara di seluruh ruang udara Indonesia sebenarnya tidaklah berbeda, seperti halnya pelanggaran wilayah udara Indonesia di sekitar Kepulauan Riau setiap harinya dapat mencapai tiga kasus.

Oleh karena itu, Kohanudnas menargetkan 32 radar terpasang di seluruh wilayah udara Indonesia. Namun hingga saat ini, lembaga yang berada di bawah komando Markas Besar TNI ini baru memiliki 20 radar.

Presiden Joko Widodo dalam upacara peringatan HUT Ke-70 TNI, berharap institusi militer Indonesia mampu menjaga wilayah perbatasan dan pulau-pulau terdepan, sehingga TNI akan disegani di dunia internasional.