Kabut Asap Ganggu Pemecahan Rekor Mengayuh Becak

id kabut asap, ganggu pemecahan, rekor mengayuh becak

Kabut Asap Ganggu Pemecahan Rekor Mengayuh Becak

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Kabut asap pekat dari kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau mengganggu upaya seorang warga negara Skotlandia bernama Scott Thompson untuk memecahkan rekor dunia dalam kategori perjalanan terjauh menggunakan becak.

"Asap sangat mengganggu karena mata saya perih dan kebetulan menggunakan lensa kontak. Kemudian, tenggorokan juga terasa sangat kering dan sangat sulit untuk bernapas seperti biasa," kata Scott Thompson kepada Antara di Pekanbaru, Senin.

Berdasarkan pantuan Antara, Scott dengan becaknya yang berwarna putih terlihat mulai memasuki wilayah Kota Pekanbaru pada hari Senin sekitar pukul 16.00 WIB.

Sebelumnya, dia memulai perjalanan mengayuh becak pada tanggal 27 September lalu dari Bandara Aceh. Sesuai dengan rencana, dia akan melewati delapan provinsi dengan jarak 2.612 kilometer dalam waktu 22 hari dan finis di Jakarta.

Pria tersebut terlihat sangat letih dan sulit bernapas dengan leluasa ketika harus melewati jalan yang diselimuti kabut asap pekat ketika memasuki Kota Pekanbaru.

Dia sama sekali tidak mengenakan masker untuk melindungi diri dari pekatnya asap. Becaknya terlihat seperti kendaraan roda tiga pada umumnya, tanpa ada tabung oksigen, dan hanya dilengkapi botol minum serta peralatan GPS (global positioning system) untuk penunjuk jalan.

Di tengah perjalanan, seorang warga sempat menyapa untuk menanyakan kondisinya, yang dijawab pria itu dengan singkat. "Capek... capek," ujar Scott Thompson.

Pria tersebut singgah sejenak di Kota Pekanbaru untuk bermalam dan beristirahat di sebuah hotel berbintang. Ketika beristirahat, dia mengakui kondisi udara yang penuh kabut asap sangat menyulitkannya selama perjalanan ketika mulai memasuki Provinsi Riau di daerah Duri, Kabupaten Bengkalis.

"Ketika melalui jalan yang banyak bukit di daerah Duri, asap mulai terasa mengganggu. Saya melalui tantangan fisik yang sangat berat," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa dirinya akan berusaha terus melanjutkan perjalanan, dan akan terus berkoordinasi dengan timnya mengenai kondisi udara yang penuh kabut asap.

"Pertanyaan yang sulit dijawab apakah saya akan terus di tengah kondisi ini. Akan tetapi, saya akan istirahat semalam di Pekanbaru dan besok akan mencoba melanjutkan perjalanan ke Jambi," katanya.

Meski begitu, dia menyadari untuk memecahkan rekor dengan mengayuh becak di tengah kabut asap sangat berisiko untuk kesehatannya. Apalagi, selama perjalanan jauh itu tidak ada tenaga medis yang mendampingi untuk mengecek kesehatan tubuhnya.

Sementara itu, berdasarkan data Satgas Tanggap Darurat Pencemaran Udara Riau, kondisi polusi udara di Kota Pekanbaru dalam level "Berbahaya" akibat pekatnya asap kebakaran lahan dan hutan.

Data indeks standar pencemaran udara (ISPU) pada hari Senin menunjukkan angka 701, artinya udara sangat tercemar dan berbahaya bagi manusia.

Jarak pandang akibat asap juga menurun drastis tinggal menyisakan 600 meter.