Pekanbaru Yakini Investor Tidak Terpengaruh Krisis Listrik

id pekanbaru yakini, investor tidak, terpengaruh krisis listrik

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pemerintah Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, meyakini investor yang masuk ke wilayahnya tidak akan terpengaruh oleh krisis listrik yang melanda wilayah setempat sehingga menarik modalnya keluar, dikarenakan persoalan itu bisa diselesaikan pada 2018.

"Mereka sudah maklum pemadaman listrik ini terjadi sewaktu ada krisis air di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang," ungkap Wali Kota Pekanbaru Firdaus di Pekanbaru, Senin.

Saat kemarau berlalu, maka pasokan akan normal kembali.

Firdaus mengakui memang saat ini kondisi Kota Pekanbaru sedang dalam masalah berat yang berdampak pada perekonomian. Mulai dari kabut asap yang telah melumpuhkan aktifitas transportasi udara. Hingga pemadaman bergilir oleh PLN yang mengancam operasional berbagai usaha.

Namun diyakini Firdaus, masalah ini merupakan bencana yang tidak permanen dan bisa berubah diwaktu mendatang seiring mulai dibangunnya beberapa pembangkit.

"Kondisi yang menimpa Pekanbaru ibarat pepatah "sudah jatuh tertimpa tangga pula" artinya setelah kabut asap menyelimuti, listrikpun harus padam secara bergiliran dikarenakan mengeringnya air di Koto Panjang," ungkap Wako.

Namun demikian sebut Firdaus, Pekanbaru masih harum dan menjadi daya tarik bagi investor, karena sebagai kota jasa dan perdagangan yang strategis diantara beberapa negara tetangga Malaysia dan Singapura. Selain itu juga sebagai wilayah yang ekonominya alami pertumbuhan tertinggi di Sumatera dan berbagai kelebihan lainnya.

Makanya, menurut Firdaus, terkait krisis listrik, investor memandang ada harapan, apalagi kedepan akan mulai dioperasikannya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2x110 Tenayan.

"Mudah-mudahan pada tahun 2016 sudah berfungsi," beber Firdaus.

Selain itu ada lagi rencana pembangunan PLTG 2x100 Tenayan yang kini juga sudah proses tender di Kementerian.

"Artinya akan ada penambahan daya listrik di Pekanbaru sekitar 410 Megawatt (mw) dalam kurun waktu dua tahun mendatang," urainya lagi.

Maka dari itu tambah Firdaus, ia optimis, investor yang saat ini sudah mulai melakukan penjajakan untuk pengurusan ijin investasi sudah memprediksi kondisi krisis listrik di Pekanbaru dan yakin tetap berinvestasi.

"Memang sekarang masih suka padam, tetapi kami berharap tahun depan tidak lagi dengan adanya pembangkit baru. Lagipula investor bukan serta merta langsung merealisasikannya saat ini tetapi butuh proses," tutur Firdaus.

Sebelumnya diberitakan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR) mengaku memberlakukan pemadaman listrik bergilir di Provinsi Riau akibat sejumlah pembangkit alami ganggunan termasuk jaringan interkoneksi.

Humas PLN WRKR Nasri mengatakan, beberapa pembangkit di Sumatera mengalami gangguan termasuk di wilayah Sumatera Bagian Tengah (Sumbagteng). Tapi gangguan pembangkit itu terjadi secara tidak merata.

"Beban kita tidak sanggup menanggung kelebihan sekitar 30 MW di sistim Riau, sehingga solusinya kami lakukan padam gilir. Kekurangan daya 30 mw itu terdiri dari Pekanbaru 20 mw, Dumai 8 mw, Taluk Kuantan (Kuantan Singingi) 2 mw," jelas dia september lalu.

Ia merinci, terdapat tiga pembangkit di Riau yang mengalami gangguan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Gas (PLTMG) Balai Pungut di Bengkalis, Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Teluk Lembu di Pekanbaru dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Riau Power di Pekanbaru.

Lalu terdapat empat pembangkit di provinsi tetangga yakni Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) berbahan bakar Compressed Natural Gas (CNG) Sei Gelam di Jambi, PLTG Batang Hari di Jambi, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Agam di Sumatera Barat dan PLTU Teluk Sirih di Sumatera Barat.

Kondisi gangguan pada beberapa pembangkit listrik itu, lanjut Nasri, maka lima provinsi seperti Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan dan Sumatera Utara tidak dapat dielakkan yang sudah dimulai pemadaman bergilir sejak 2 September 2015.

Pihaknya belum bisa memastikan sampai kapan pemadaman bergilir diberlakukan di Riau karena dipengaruhi oleh perubahan cuaca dari saat ini musim kemarau atau kering, menjadi musim hujan.

"Kami tidak dapat pastikan sampai kapan. Tapi perkiraan kami kalau sudah musim hujan turun, maka air di PLTA Koto Panjang bisa pulih. Saat ini air di waduk PLTA terus turun dan membuat daya pembangkit jadi kurang," ucap Nasri.