Bupati: Lahan Terbakar Akan Dijadikan Kawasan Pertanian

id bupati lahan, terbakar akan, dijadikan kawasan pertanian

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Bupati Kampar, Provinsi Riau, Jefry Noer akan membuat peraturan daerah yang bisa mengambil alih lahan terbengkalai yang menyebabkan kebakaran untuk dijadikan kawasan pertanian pangan.

"Khusus di daerah Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, yang memiliki ratusan hektare lahanya yang didominasi lahan tidur," kata Jefry Noer, Selasa siang pada acara Rapat Koordinasi Lanjutan Persiapan Kunjungan Kerja Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) ke Riau berkaitan dengan bencana asap yang terjadi beberapa bulan terakhir..

Ia mengatakan lahan tidur, apalagi lahan tidak bertuan bisa menjadi peluang terjadinya kebakaran lebih besar dan sebaiknya lahan yang tidak produktif itu diberdayakan dengan ditanami tanaman produktif untuk masyarakat sehingga otomatis masyarakat yang bercocok tanam pasti menjaga lahannya dari kebakaran.

Rapat koordinasi itu dilaksanakan di Ruang Melati Kompleks Perkantoran Gubernur Riau di Pekanbaru yang juga dihadiri Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dan petinggi TNI Riau.

Jefry Noer menambahkan, Pemda Kampar saat ini sedang menggodok Peraturan Daerah (Perda) tentang Pengelolaan Lahan Tidur, baik yang dimiliki masyarakat ataupun perusahaan.

Dalam Perda itu, lanjut dia, apabila lahan dalam kurun waktu yang sudah ditentukan tidak digarap atau tidak produktif, maka tanah tersebut kembali ke Negara.

Dalam Rapat Koordinasi tersebut, Jefry Noer juga mengungkapkan adanya sharing budget atau dana bersama antara Pemerintah Provinsi Riau dengan kabupaten/kota se Riau untuk penanggulangan atau pencegahan kebakaran lahan.

Sementara itu Pimpinan Rakor yakni Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, rencana kunjungan Presiden Jokowi memang harus dilakukan untuk memaksimalkan penyambutan.

"Sebagai pemerintah daerah dalam menyambut kedatangan Presiden Republik Indonesia ke Provinsi Riau maka rapat koordinasi ini sangat penting untuk dilaksanakan," katanya.

Arsyadjuliandi mengatakan, bahwa sejauh ini berkaitan dengan bencana kabut asap, pemda kota dan kabupaten tetap menyediakan pusat kesehatan 24 jam untuk masyarakat.

"Saya juga meminta untuk diaktifkan pos-pos kesehatan di masing-masing daerah, kesiapan tim untuk penanggulangan dan pencegahan kebakaran lahan juga harus maksimal. Kemudian dianggap perlu sinergitas antara pemerintah kota/kabupaten dengan provinsi," katanya.

Danrem Nurendi Msi (Han) selaku komandan penanggulangan bencana kabut asap dan polusi udara di Riau dalam pemaparannya mengatakan, pihaknya mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama jadikan negara ini mandiri dan memiliki kepribadian bangsa Indonesia.

Menurut dia, banyak aspek terkorbankan akibat asap di Provinsi Riau, mulai dari ekonomi, pendidikan dan kesehatan, bahkan penerbangan banyak dibatalkan.

Kata dia, jangan sampai ini berkelanjutan lagi, dan diharapkan bencana asap tahun ini adalah yang terakhir dan tidak terjadi lagi di tahun-tahun berikutnya.

"Makanya perlu adanya persiapan penanggulangan pencegahan asap, dan kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau," kata Nurendi.

Ia mengatakan, semua pihak harus menjalin komunikasi, khususnya antara pemerintah daerah dengan pemerintah provinsi, dan sesama Forkopinda.

"Kita semua sepatutnya memikirkan dan menyiapkan kedatangan Presiden RI, jadi setidaknya kedatangan RI 1 jangan sampai membuat kita kecil hati. Kerjasama kita antara Satgas, Manggala Agni, masyarakat,baiknya sadar akan bahaya kebakaran lahan dan hutan ," kata Nurendi.

Ia mengatakan, adanya wacana kedatangan Presiden Jokowi tentu menjadi perhatian dan saat ini yang ditinjau adalah tahap penindakkan, karena kebakaran lahan di Riau telah usai.

"Kita tetap laksanakan operasi, sosialisasi, kita tunggu lahan yang masih berasap. Kita perlu melaksanakan persiapan penindakan pencegahan lahan terbakar atau dibakar, karena saat ini kendala yang dihadapi tim pemadam kebakaran adalah kurangnya kesedian air dilokasi kebakaran," katanya lagi.

Menurut dia, jika dipersiapkan air di lahan gambut, maka kemungkinan besar kebakaran lahan tidak meluas, pembuatan kanal-kanal di lahan yang saling berhubungan juga dianggap penting.

Kemudian,lanjut kata dia, membuat danau buatan di areal yang disinyalir sering terjadi kebakaran lahan, atau bisa juga dibuatkan sumur-sumur atau artesis.

"Sebaiknya pembangunan sumber air itu dibangun di lahan perkebunan masyarakat atau pribadi," katanya. (Adv)