Pekanbaru, (Antarariau.com) - Kematian seorang warga Kota Pekanbaru yang meninggal akibat dampak kabut asap kebakaran lahan dan hutan hingga kini belum terdata di Posko Darurat Pencemaran Udara Riau.
"Belum ada laporan tentang itu," kata Wakil Ketua Tim Kesehatan Penanggulangan Dampak Asap pada Posko Darurat Pencemaran Udara Riau, drg Bety Marya, kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.
Ia mengatakan selama ini pihaknya hanya mengumpulkan data warga sakit yang terkena dampak asap dari dinas kesehatan di kabupaten/kota di Riau. Selain itu, ia juga mengatakan tidak pernah ada pengumpulan data dari warga sakit maupun apabila ada yang meninggal dunia di rumah sakit.
"Mungkin itu tugas dari bagian lain. Kami hanya mengumpulkan warga yang terkena dampak asap saja, bukan yang itu (meninggal dunia)," kata Bety Marya.
Pada Posko Darurat Asap Riau, hanya terpampang data jumlah warga yang sakit akibat kabut asap selama periode 29 Juni hingga 6 Oktober yang jumlahnya mencapai 61.017 orang. Dari jumlah itu, warga paling banyak menderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang mencapai 50.741 orang.
Sementara itu, berdasarkan penelusuran Antara seorang warga Kota Pekanbaru telah meninggal dunia akibat pengaruh kabut asap pada periode September-Oktober. Korban bernama Muhammad Iqbal Hali yang meninggal dunia pada Senin lalu (5/10) akibat penyakit asma yang dideritanya mendadak kambuh akibat pekatnya kabut asap.
Ayah korban, Hasan Amal, mengatakan anaknya yang berumur 31 tahun itu tidak sempat mendapat perawatan medis. "Asmanya mendadak kumat lagi, dan meninggal dunia sebelum sempat dibawa ke rumah sakit," kata Hasan Amal pada Selasa lalu (6/10).
Ia menjelaskan, almarhum anaknya memang menderita asma sejak masih duduk di bangku SMP. Meski begitu, sudah beberapa tahun terakhir asmanya tak pernah kambuh dan ia menduga udara Pekanbaru yang sangat tercemar asap selama lebih dari sebulan terakhir ini membuat kondisi anaknya memburuk.
Almarhum Iqbal merupakan pegawai di Kanwil Kementerian Agama Wilayah Riau. Menurut Hasan Amal, almarhum anaknya pada hari saat meninggalnya terlihat bekerja seperti biasa. "Dia pergi kerja naik sepeda motor seperti biasa. Saya ingatkan pakai masker. Tapi saya lihat dia tak pakai masker kemarin," ujarnya.
Menurut dia, almarhum anaknya tiba-tiba sakit pada siang harinya dan langsung dibawa pulang. Hasan Amal mengatakan saat itu anaknya terlihat sesak untuk bernafas. "Waktu di rumah dia megap-megap (sesak nafas), mukanya pucat. Saya peluk dia, dia pun memeluk saya. Lalu dia baring, sejak itu dia tak bersuara lagi," katanya.
Ia mengatakan pihak keluarga kemudian membawa anaknya ke RS Awal Bros, namun dokter di rumah sakit itu mengatakan Muhammad Iqbal sudah dalam kondisi tidak bernyawa. "Menurut penjelasan dokter dia meninggal bisa karena kabut asap, karena ada riwayat asma. Asap membuat kondisi penderita asma tambah berbahaya," katanya.
Berita Lainnya
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB
Liburan Imlek, Pantai Selatbaru di Bibir Selat Malaka Dipadati Pengunjung
29 January 2017 21:40 WIB
Jalani Pemeriksaan Di Imigrasi Pekanbaru, TKA Ilegal Mengaku Stres
18 January 2017 16:55 WIB
Pelajar Sekolah Di Inhil Banyak Yang "Ngelem"
13 January 2017 6:15 WIB
Sejumlah Produk Kosmetik Dan Makanan Kadaluarsa Disita Pihak Polres Bengkalis
16 December 2016 23:15 WIB