Bayi Di Posko Asap Pekanbaru Bertambah

id bayi di, posko asap, pekanbaru bertambah

Bayi Di Posko Asap Pekanbaru Bertambah

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pemerintah Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, mengatakan jumlah bayi yang dievakuasi ke posko kabut asap yang disediakan Pemerintah Kota kembali bertambah hari ini satu orang lagi, sehingga totalnya menjadi lima bayi satu balita.

"Namanya Ananda Rizki usia 2 bulan, ibunya Itmi, (35) th warga Labuh Baru, Kecamatan Payung Sekaki," ucap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam kebakaran Pekanbaru, Burhan Gurning, di Pekanbaru, Rabu.

Menurut Gurning, dengan bertambahnya satu bayi hari ini maka penghuni posko mencapai enam orang anak dengan lima bayi dan satu balita.

"Kondisi mereka memasuki pekan kedua dalam keadaan sehat dan terpenuhi kebutuhan gizinya, termasuk orangtua mereka," ujar Gurning.

Gurning menjelaskan posko evakuasi bayi yang dibuka Pemko ini dijaga ketat oleh dokter dan perawat, karena bayi perlu mendapatkan udara dan situasi yang nyaman, sehat dan aman, sehingga tidak boleh sembarangan orang baik umum maupun media mengakses.

Selain itu bayi dan ibunya juga harus diberikan pelayanan sebaik mungkin agar mereka betah dan nyaman selama berada di ruangan evakuasi.

"Pemko sediakan susu bantu, makanan bayi, pamper dan makanan bagi ibu bayi selama berada di posko," bebernya.

Berbicara proses evakuasi bayi sejauh ini, Gurning menambahkan, tim sejauh ini sudah berupaya. Baik atas kemauan orangtua sendiri maupun dengan jemput bola.

Menurut dia selama posko ini ada pihaknya akan terus melakukan sosialisasi.

"Sampai saat ini kami masih akan tunggu bayi dari keluarga kurang mampu bersedia dievakuasi," harap Gurning.

Karena mengingat kondisi kualitas udara Pekanbaru yang masih berbahaya, walau kadang fluktuatif menjadi tidak sehat pada jam-jam tertentu.

Namun sebelum status darurat asap dicabut oleh Pemerintah Provinsi, Pemko akan terus membuka posko.

"Surat Keputusan Walikota terhadap pendirian posko bayi ini berlaku hingga tanggal 10 Oktober. Nanti setelah itu akan diadakan rapat untuk evaluasi apakah diperpanjang atau tidak," urai Gurning lebih jauh.

Berbicara anggaran yang digunakan bagi biaya pelayanan dan operasional posko bayi, Gurning mengatakan masih memakai dana tanggap darurat yang dianggarkan Pemko pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2015 yang nilainya mencapai Rp1 miliar.

"Sejauh ini masih mengandalkan dana tanggap darurat, tetapi penggunaannya harus jelas," tutur Gurning lagi.

Nenek Arkan (43) th salah satu bayi yang sudah menginap selama tujuh hari di posko evakuasi Pemko, kepada antara mengakui, kondisi cucunya usia 3,5 bulan dalam keadaan sehat.

Diakuinya dia bertiga bersama ibu Arkan (21) th warga Hang Jebat, Kecamatan Sail tinggal dengan nyaman di posko.

"Ibu Arkan kerja di mall, jadi saya neneknya ikut evakuasi ke posko biar ada menjaga cucu saat dia pergi kerja," ujar nenek Arkan sembari mengendong cucunya.

Diakui nenek Arkan, pelayanan di posko nyaman, bersih dan udaranya sehat. Sehingga dia tidak khuatir cucu pertamanya ini akan terserang sakit dampak kabut asap seperti ISPA.

"Kami diberi sarapan dan makan siang dan malam. Arka diberi susu bantu," tuturnya lagi.

Data posko mencatat nama bayi yang dievakuasi Arkan tiga setengah bulan, Gibran empat bulan, Asra lima setengah bulan, Rangga Teguh Prakoso dua bulan dan Ananda Rizki dua bulan.

Untuk pengamanan bayi agar tidak tertukar antara melihat tim posko evakuasi memakaikan gelang tangan ibu dan bayi sesuai nama anak.