Disdikbud Minta Sekolah Swasta Kurang Jam Belajar

id disdikbud, minta sekolah, swasta kurang, jam belajar

 Disdikbud Minta Sekolah Swasta Kurang Jam Belajar

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau meminta sekolah swasta di daerah itu untuk mengurangi proses belajar mengajar pada kondisi asap saat ini.

"Ada sekolah swasta minta izin belajar sampai siang. Kapan anak bisa istirahat, kalau istirahat keluar ruangan, itu sama saja. Kalau di dalam belajar, pelajaran paling efektif itu dua jam dua setengah jam dan lebih dari tiga jam murid sudah jenuh. Lebih baik saya bilang pulangkan saja, " kata Kepala Disdikbud Riau, Kamsol di Pekanbaru, Rabu.

Lebih lanjut disampaikannya kalau sekolah bisa sediakan fasilitas untuk bermain atau sediakan makanan saat istirahat bisa makan dan main di dalam sekolah, silahkan. Tapi, kata dia, jangan juga sehari penuh dilakanakan proses belajar mengajar.

Saat ini, diketahui bahwa minimal sekolah dua kali seminggu melakukan pertemuan Senin dan Kamis Pukul 07.30-09.30 WIB. Hal itu, kata dia, agar ada hubungan interaksi antara guru dan murid terkait tugas dan pekerjan rumah yang telah diberikan, karena terlalu lama libur juga tidak baik.

"Libur semester pun tidak pernah satu bulan, paling lama cuma dua tiga pekan, itupun betul-betul liburan semester. Klau sekarang ini libur dalam proses belajar mengajar. Kita khawatir ketinggalan, tapi kita juga merasa memang agak berat gunakan dua kali semnggu masuk," ucapnya.

Hal tersebut, lanjut dia sebenarnya juga berlaku untuk sekolah swasta.

Dikatakannya meskipun hanya dua kali seminggu, siswa mengeluhkan tugas sulit dilaksanakan. Padahal sebenarnya, lanjut dia, mungkin siswa mengerjakan tugas pada minggu terakhir atau hari terakhir jelang dikumpulkan.

Dia menambahkan ada juga di kabupaten/kota yang tidak tak ada menyerahkan tugas sama sekali, bahkan tidak memberikan tugas. Namun ini bisa dimaklumi untuk di daerah terpencil guru tahu kesulitan murid yang tak punya buku, modul, ataupun Lembar Kerja Siswa.

"Saya sudah koordinasi ke kabupaten/kota bagi yang tidak siap dengan resiko yang dihadapi saat kabut asap ini seperti kalau ada anak pingsan, masker kurang dan kalau tak bisa diantisipasi jangan di sekolahkan dulu," sebutnya.