PLN: Kondisi Kelistrikan Sumatera Sedang Sakit

id pln kondisi, kelistrikan sumatera, sedang sakit

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Perusahaan Listrik Negara Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR) menyebutkan bahwa saat ini kondisi kelistrikan di Pulau Sumatera bisa dikatakan sakit sehingga hampir semua provinsi mengalami pemadaman termasuk Riau.

"Aceh sampai Lampung ada pemadaman. Aliran daya setiap subsistem koneksi kemungkinan padamnya satu kesatuan. Memang saat ini sistem di Sumatera bisa dikatakan sakit," kata General Manager WRKR, Febi Joko Priharto di Pekanbaru, Rabu.

Hal itu disampaikannya saat rapat kerja dengan Komisi D DPRD Riau. Disampaikannya bahwa untuk Sumatera Bagian Tengah, Riau beban puncaknya adalah 549 Mega Watt dengan pemadaman 50 MW, Sumatera Barat beban puncak 514 MW pemadaman 60 MW, dan Jambi beban puncak 324 MW dengan pemadaman 34 MW.

Sistem Sumbagteng memiliki pembangkit diantaranya Riau 325 MW, Sumbar 487 MW, dan Jambi 216 MW. Secara keseluruhan Sumbateng defisit mengandalkan sumbangan interkoneksi daya dari SUmatera Bagian Utara (Aceh dan Sumatera Utara) 90 MW dan dari Sumbagsel 45 MW.

Menurutnya pemadaman ini tidak hanya berlaku bagi daerah yang kekurangan daya yang dihasilkan. Namun juga berlaku untuk semuanya termasuk daerah yang memiliki kelebihan daya. Hal itu didasarkan proporsional dan teknis karena adanya kendala teknis, pengaruh cuaca, dan juga kabut asap.

"Pembangkit umumnya ada di Sumatera Selatan yang punya 1000 MW lebih dengan beban puncak 800 MW lebih. Tapi juga padam 90 MW walaupun secara sektoral tidak harus padam karena berlebih, dayanya ditransfer ke Lampung, Bengkulu, dan ke Riau melewati Sumbar," ucapnya.

Hal itu, dikatakannya terjadi karena permasalahan teknis pembangkit dan juga musim kemarau yang menyebabkan debit air turun. Akibatnya secara keseluruhan wilayah Sumbagselteng dengan beban puncak rata-rata 2.847 MW mengalami defisit rata-rata 165 MW.

"Dengan defisit tertinggi 352 MW pada 29 September 2015 dan terendah 55 MW 4 September lalu. Begitulah dinamisnya kondisi pembangkit," imbuhnya.

Ketua Komisi D DPRD Riau, Erizal Muluk menyayangkan kondisi listrik Riau yang semakin sulit karena juga terkena kabut asap. Masyarakat merasakan padamnya seperti makan obat meningkat hingga tiga kali sehari.

"Ini perlu disikapi dengan bijaksana. Rakyat harus mendapatkan informasi yang jelas dari PLN apa alasan pemadaman. Masyarakat tidak tahu, sehingga PLN dianggap tak pernah menyelesaikan masalah," ujarnya.