Guru Yang Berprestasi Dan Berdedikasi

id guru yang, berprestasi dan berdedikasi

Guru Yang Berprestasi Dan Berdedikasi



Sambungan dari hal 1 ...

Penyelengaraan tahun ini telah dimulai pada Rabu (18/11) dengan pembukaan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anien Baswedan. Selanjutnya, para guru mengikuti serangkaian lomba.

Jadwal yang harus mereka ikuti sangat padat. Setelah seluruh penilaian tuntas, hasil penjurian diumumkan pada Sabtu (21/11).

Selesai lomba, mereka mengikuti simposium guru nasional di Istora Senayan pada 23-24 November 2015. Pada Selasa (24/11) agenda simposium semakin berarti bagi guru dengan kehadiran Presiden Joko Widodo.

Kegiatan masih berlanjut dengan upacara Hari Guru di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Senayan pada Rabu pagi. Usai upacara diselenggarakan ramah tamah antara Menteri Anies Baswedan dengan para juara.

Juara Umum

Penyelenggaraan Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi tahun 2015 telah resmi berakhir dengan selesainya ramah tamah tersebut. Para pahlawan pendidikan pun kembali ke daerahnya untuk mengarungi bahtera kehidupan sebagai pendidik anak-anak bangsa.

Sebanyak 99 orang ditetapkan sebagai pemenang dari berbagai kategori dan jenjang pendidikan. Adapun torehan medali terbanyak pada tahun ini diraih oleh Provinsi Jawa Tengah dengan 20 medali.

Untuk kegiatan Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi tahun 2015, juara umumnya dari Jawa Tengah dengan mendapat 20 medali. Setelah Jawa Tengah, raihan medali terbanyak berturut-turut diperoleh Jawa Timur 18 medali, dan Jawa Barat serta DI Yogyakarta masing-masing mendapatkan 13 medali.

Itu data yang disampaikan Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Sumarna Surapranata saat di acara Penganugerahan Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi 2015.

Pranata mengatakan, semua finalis untuk kategori guru akan mendapatkan hadiah berupa uang tunai sebesar Rp5 juta hingga Rp10 juta, sedangkan hadiah berupa laptop diberikan untuk pemenang kategori tutor. Para guru yang berhasil menjadi juara satu berhak atas uang tunai sebesar Rp30 juta, juara dua mendapat Rp25 juta dan juara tiga sebesar Rp20 juta.

Sedangkan khusus untuk pemenang Lomba Karya Inovasi Pembelajaran, juara satu mendapatkan Rp25 juta, juara dua sebesar Rp20 juta dan juara tiga sebesar Rp15 juta.

Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi tahun 2015 bertema "Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi yang Profesional dan Bermartabat Siap Membumilandaskan Revolusi Mental bagi Peserta Didik dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045".

"Tema tersebut relevan dengan semangat pendidik dewasa ini dalam konteks peningkatan mutu pendidikan nasional untuk menyiapkan insan Indonesia yang cerdas dan berdaya saing," ujar Pranata.

Terkejut

Sebagai ajang untuk mencari pemenang, kompetisi dirasakan ketat. Para guru yang merupakan delegasi dari semua provinsi menunjukkan kemampuan terbaiknya pada kategori lomba yang diikuti.

Ketika seluruh tahap perlombaan diikuti, giliran menanti pengumuman. Di sini banyak peserta mendapat kejutan karena tidak menyangka karyanya mendapat nilai tertinggi dan menjadi pemenang.

Keterkejutan disampaikan tiga guru juara kategori inovasi pembelajaran (inobel) untuk SD, yaitu Lies Indrawati dari SDN 73 Kecamatan Ponti Barat, Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Agung Sudaryono dari SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta serta Naryanto dari SDN Sendang I Kecamatan Kalak Donorejo, Pacitan, Jawa Timur.

"Saya hanya yakin dan optimistis saja," kata Lies, juara pertama, seraya menambahkan semakin optimistis setelah melintasi semua tahap penilaian.

"Saya gak menyangka mendapat juara karena persiapan untuk mengikuti ajangnya hanya beberapa hari," kata Agung, juara II kategori ini.

Dia menyatakan ketika diminta ke Jakarta untuk mengikuti ajang ini hanya bisa pasrah dan minta doa kepada keluarga dan teman-temannya. Dia pada 28 Oktober hingga 8 November 2015 harus menjadi instruktur pada diseminasi yang diselenggarakan Kemdikbud di Maluku Utara.

"Persiapan hanya sekitar tiga hari lah," kata guru olahraga ini.

Bagi Naryanto, peraihan juara III kategori guru inobel tingkat SD melengkapi pencapaian yang sudah diraih di beberapa lomba. "Yang bikin terkejut waktu presentasi dewan juri gak ada yang nanya, tau-tau diumumkan saya juara," kata Naryanto yang menyodorkan inovasi pembelajaran berjudul "Benang Lidi Kusut Gambar Anak Jadi Indah dan Bagus" (belut gaib).

Begitu juga tiga juara kategori guru SD berprestasi tingkat nasional menyatakan hal senada. Mereka adalah Najib dari SD Al Azhar Kelapa Gading, Surabaya, Jawa Timur, Sri Arofah dari SDN Raci 02 Kecamatan Batangann, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, serta Eni Norhayati dari SD Muhammadiyah Kadisoka, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Ketiganya baru pertama kali ikut ajang nasional ini dan langsung meraih juara.

"Saya pamit dan didoakan murid-murid. Anak-anak hanya minta saya bawa "oleh-oleh" piala. Alhamdulillah permintaan mereka terpenuhi," katanya yang mengatakan hadiahnya akan digunakan untuk beribadah umrah bersama istri.

Sri Arofah mempersiapkan mengikuti lomba setelah diminta pihak sekolah dan dinas sekitar bulan Juni-Juli lalu. Saat itu belum ada persiapan apa-apa.

Dia kemudian membongkar-bongkar karya tulis yang pernah dibuat dan masih ada di tumpukan berkas di rumahnya. Ketemulah naskah yang kemudian diajukan dan mendapat persetujuan dari atasannya.

Ternyata naskah yang diajukan itu adalah naskah yang pernah dibuat dan ditumpuk yang mungkin sudah kena kencing kecoa atau tikus. Dia harus membersihkan naskahnya itu dengan krem untuk pencuci mobil.

Dia bersihkan pelan-pelan naskahnya supaya tidak rusak. Naskah itulah yang dia ajukan untuk lomba dari tingkat daerah hingga meraih juara II tingkat nasional untuk kategori guru berprestasi.

Saat pengumuman dan penerimaan hadiah pada 21 November lalu merupakan usia ke-44 bari Eni Norhayati. "Ini hadiah terindah. Alhamdulillah..," kata guru yang telah mempersiapkan muridnya untuk mengikuti ajang olimpiade biologi ini.

Pencapaian prestasi ini memacunya untuk lebih semangat meraih prestasi lainnya, baik dirinya maupun anak didik. "Tentu saya lebih bersemangat lagi untuk prestasi lainnya. Juga pencapaian prestasi bagi anak didik saya supaya lebih baik lagi," katanya.

Semangat dan termotivasi untuk mendidik murid-muridnya agar lebih berprestasi juga menjadi tekad kuat bagi tiga guru SLB, yaitu Rudi dari SLBN 02 Lenteng Agung (Jakarta Selatan), Asniarti (SLBN Pembina Mataram, NTB), Dasmiati (SLB YPAC Medan) dan I Gede Suweca dari SLBN Jimbaran (Bali).

Semangatnya Hari Guru seperti semangatnya mereka pada saat mengikuti lomba di ajang ini. Publik berharap semangat mereka akan semakin mampu melahirkan murid-murid yang berprestasi bukan hanya tingkat nasional tetapi juga internasional.

Dengan demikian, akan semakin tidak dipungkiri bahwa "guru mulia karena karya" dalam mencetak prestasi anak bangsa.