Peringatan Hari Ibu Momentum Terciptanya Kesetaraan Gender

id peringatan hari, ibu momentum, terciptanya kesetaraan gender

Jakarta, (Antarariau.com) - Peringatan Hari Ibu 2015 diharapkan dapat menjadi momentum bagi terciptanya kesetaraan perempuan dan laki-laki pada setiap aspek kehidupan baik dalam keluarga dan masyarakat maupun bangsa dan negara.

"Tujuannya untuk menciptakan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise didampingi Ketua Umum Panitia Nasional Peringatan Hari Ibu 2015 Giwo Rubiantoro Wiyogo di Jakarta, Rabu.

Yohana menambahkan Peringatan Hari Ibu juga diharapkan mendorong semua pemangku kepentingan untuk memberikan perhatian dan pengakuan terhadap eksistensi perempuan dalam berbagai sektor kehidupan.

"Selain itu peringatan yang jatuh setiap tanggal 22 Desember ini juga diharapkan membawa pengaruh positif bagi perempuan dan masyarakat untuk selalu menghargai hak-hak nya," katanya.

Sementara itu, Ketua Umum Panitia Nasional Peringatan Hari Ibu tahun 2015, Giwo Rubiantoro Wiyogo menambahkan, Peringatan Hari Ibu bertujuan untuk mengingatkan kepada seluruh warga negara perjuangan kaum perempuan dalam merebut kemerdekaan.

Selain itu, dia menambahkan bahwa Peringatan Hari Ibu juga merupakan momentum untuk merenungkan apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum tercapai oleh kaum perempuan Indonesia.

"Peringatan tahun ini juga dapat menjadi momentum bagi kita semua untuk mengoreksi kekurangan dan kelemahan yang dihadapi kaum perempuan," katanya.

Untuk itu, kata dia, Peringatan Hari Ibu diharapkan mendorong peningkatan peran dan kemitraan perempuan dan laki-laki dalam mengisi kemerdekaan serta membangun bangsa.

"Tema peringatan tahun 2015 ini adalah "Kesetaraan Perempuan dan Laki-Laki dalam Mewujudkan Lingkungan yang Kondusif untuk Perlindungan Perempuan dan Anak"," katanya.

Sementara itu, Giwo juga menambahkan, Peringatan Hari Ibu tahun 2015 diperingati dengan berbagai rangkaian kegiatan antara lain seminar, pameran, bhakti sosial, dialog interaktif, gerakan masyarakat hingga ziarah dan upacara bendera.

"Penyelenggaraan bersifat sederhana, tertib, merata dan penuh makna serta memberi kesan yang mendalam dan bermanfaat bagi kaum perempuan generasi muda, juga seluruh rakyat Indonesia," katanya.