Anugerah Demi Pertumbuhan Ekonomi Kreatif

id anugerah, demi pertumbuhan, ekonomi kreatif

 Anugerah Demi Pertumbuhan Ekonomi Kreatif

Oleh M Sunyoto

Presiden ke tiga Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie menghayati betul betapa seni merupakan bagian tak terpisahkan dari perhatian seorang cendekiawan.

Itu sebabnya perintis sekaligus pembangun industri penerbangan di Tanah Air itu memberikan anugerah kepada kalangan pekerja seni setiap pengumuman Habibie Award. Hubungan seni dan cendekiawan begitu erat. Seni memanusiakan manusia. Cendekiawan memusatkan perhatiannya pada segala sesuatu yang menyangkut martabat manusia.

Dalam pengumuman penerimaan Habibie Award XVII 2015 di Jakarta, pekerja seni sekaligus Guru Besar Institut Teknologi Bandung yang beruntung memperoleh anugerah itu adalah Abdul Djalil Pirous, yang lebih dikenal dengan sebutan AD Pirous.

Dua tahun sebelumnya, anugerah serupa juga diberikan kepada pekerja seni, tepatnya penyair, untuk kategori ilmu kebudayaan. Sang penerima adalah Abdul Hadi Widji Muthari, yang lebih dikenal dengan Abdul Hadi WM dari Madura.

Memberi penghargaan kepada para seniman, yang jelas-jelas adalah pekerja seni kreatif, akan memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan ekonomi kreatif.

Sebelumnya, lembaga yang sering memberikan agugerah pada seniman dan ilmuwan adalah Bakrie Award, yang pengelolaannya antara lain dilakukan Rizal Malarangeng. Tahun ini pekerja kreatif yang memperoleh Bakrie Award adalah sastrawan Ahmad Tohari, yang terkenal dengan karya trilogi Ronggeng Dukuh Paruk.

Tak dapat dipungkiri bahwa memberikan penghargaan bagi karya kreatif akan dapat mendongkrak penjualan karya-karya kreatif itu. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi kreatif juga akan meningkat. Sedikitnya itulah yang terjadi di negara-negara maju.

Sebagai contoh, penjualan novel God of Small Things gubahan Arundhaty Roy meledak setelah karya itu dinobatkan sebagai peraih penghargaan Booker Prize dari Inggris.

Bersambung ke hal 2 ...