Dinkes Riau Kampanye HIV-AIDS Di Bandara

id dinkes riau kampanye hiv-aids di bandara

Dinkes Riau Kampanye HIV-AIDS Di Bandara

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Dinas Kesehatan Provinsi Riau menggelar kampanye bahaya penularan virus HIV/AIDS di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Kota Pekanbaru, Selasa.

"Sosialisasi ini merupakan wujud kita dalam memperingati Hari AIDS sedunia. Bandara dipilih menjadi tempat sosialisasi karena menjadi salah satu gerbang keluar-masuk ke Riau," kata Kepala Dinas Kesehatan Riau, Andra Syafril.

Dinkes Riau dalam sosialisasi tersebut turut menggandeng Palang Merah Indonesia (PMI), PT Angkasa Pura II dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Pekanbaru. Mereka membagikan cinderamata berupa kipas dan stiker yang berisi informasi tentang bahaya HIV/AIDS. "Semua harus berperan untuk memerangi penyebaran penyakit ini," ujar Andra.

Ia menjelaskan, tujuan kampanye tersebut untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bagaimana mencegah penularan penyakit tersebut. Targetnya adalah untuk menekan penderita baru dan menghilangkan stigma negatif agar orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) tidak dikucilkan.

"Terutama bagi generasi muda, edukasi tentang HIV/AIDS sangat penting karena Riau berada pada ranking 16 dari 34 provinsi untuk jumlah penderita HIV, dan berada pada ranking 14 untuk jumlah penderita AIDS. Namun, perlu diingat itu baru yang terdata karena ini adalah fenomena gunung es," ujarnya.

Berdasarkan data Dinkes Riau, penderita HIV/AIDS berdasarkan pekerjaan secara akumulatif dari Januari hingga Oktober 2015, penderita terbanyak adalah pekerja nonprofesional sebanyak 108, ibu rumah tangga 52 orang, wirausaha 39, dan pengangguran 21 orang.

Kemudian penderita yang berprofesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) ada 10 orang, petani 11 orang, pekerja seks sembilan orang, pelajar/mahasiswa tujuh orang, TNI/Polisi enam orang, buruh kasar lima orang, supir tiga orang, tidak diketahui tiga orang, serta TKI dan napi masing-masing satu orang.

Berdasarkan jenis kelamin, penderita laki-laki ada sebanyak 64 persen dan perempuan 36 persen. Menurut faktor risiko penularannya, penderita banyak tertular dari hubungan seks heteroseksual sebanyak 75 persen, seks sesama jenis (homoseksual) 16,7 persen, pengguna narkoba jarum suntik (penasun) 2,5 persen, penularan dari ibu ke bayi 5,4 persen, dan lainnya 0,4 persen.¿ "Penderita rata-rata pada kelompok umur terbanyak di usia produktif 20 hingga 44 tahun," katanya.