Anggota Satpol-PP Pekanbaru Diinstruksikan Tidak Balas Dendam

id anggota satpol-pp, pekanbaru diinstruksikan, tidak balas dendam

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pemerintah Kota Pekanbaru, menginstruksikan seluruh anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) di wilayah setempat agar tidak bertindak gegabah dan diluar perintah untuk membalas penganiayaan yang dilakukan oleh oknum polisi Selasa dini hari.

"Kami sudah mengamankan seluruh anggota untuk menyampaikan informasi yang sebenarnya terjadi, agar tidak ada yang melakukan tindakan- tindakan diluar instruksi yang diberikan," Ungkap Kaban Satpol-PP Pekanbaru, Zulpahmi Adrian, di Pekanbaru.

Menurut Adrian, sebutan akrabnya, atas kejadian penganiayaan ini pihaknya sudah melakukan pelaporan ke instansi terkait yakni Polresta Pekanbaru pada pukul 1,30 wib.

"Kami kini hanya tinggal menunggu kelanjutan hasil laporan, kami juga sudah dikunjungi jajaran Polda Riau melihat kondisi korban pengeroyokan," bebernya.

Menurut Adrian setelah kondisi ini dikomunikasikan kepada kedua belah pihak, diharapkan tidak ada lagi permasalahan. Kesalah pahaman yang terjadi sudah di selesaikan.

"Kami sudah berkomuniskasi persoalan kita sudah tidak ada lagi, informasi yang saya dapat mereka yang telah diperiksa dipolresta Pekanbaru. Sedang tidak melaksanakan pekerjaan. Terkait pengrusakan sudah dilakukan dengan olah tempat kejadian perkara (tkp) oleh Polresta Pekanbaru Hari ini," bebernya panjang lebar.

Adrian memaparkan mulanya kejadian itu dari, patroli rutin yang biasa dilakukan setiap harinya oleh Satpol-PP pada malam hari, bagi beberapa lokasi yang rawan seperti stadion utama, AKAP, MTQ dan taman- taman kota.

"Dari patroli rutin yang dilakukan Selasa dini hari (1/12) kami mengamankan 21 pasangan yang tidak memiliki identitas kekantor Satpol -PP," terangnya.

Dari 21 orang tersebut terdapat 18 laki laki dan 3 perempuan, Didalam proses yang tidak memiliki KTP diminta menghubungi keluarganya, ternyata salah satu yang diamankan keluarganya itu merupakan anggota Sabhara Polda Riau.

Dengan demikian lanjutnya pihak satpol-pp berkomunikasi dan berdebat, untuk melepas orang yang tertangkap ini membutuhkan indentitas penjaminnya.

"Selisih pendapat terjadi karena ada perkataan tidak menyenangkan terlontar dari keluarga polisi tersebut, namun dapat diselesaikan dengan melepas saudaranya," ujarnya.

Pihaknya berfikir bahwa itu sudah tuntas disitu, tapi tiba-tiba beberapa saat kemudian kantor Satpol-PP kedatangan orang yang diduga anggota Sabhara Polda Riau dari Pintu depan.

"Dua anggota kita yang berada diluar pagar yang berjaga jaga merekalah mendjadi sasaran pengeroyokan," tandasnya.

Memang jika diperhatikan yang datang anggota Sabhara Polda Riau sebab mereka sebagian memakai pakaian bebas dan dinas dengan memakai tongkat pentungan.

"Korban pengeroyokan, sudah diberikan perawatan dan sudah dilakukan ronsen," tambahnya.