Pengembangan Wisata Rupat Picu Munculnya Bisnis Penginapan

id pengembangan, wisata rupat, picu munculnya, bisnis penginapan

 Pengembangan Wisata Rupat Picu Munculnya Bisnis Penginapan

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pengembangan wisata di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau memicu munculnya bisnis penginapan yang dilakukan masyarakat setempat.

"Saat ini sudah terdaftar 20 usaha penginapan rumah atau homestay dan itu yang sudah memiliki nama. Saya yakin masih banyak yang sudah mulai merintisnya namun belum memiliki nama usaha. Selain itu, di Rupat juga sudah ada tujuh wisma yang disewakan," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Riau Fahmizal Usman di Pekanbaru, Minggu.

Pulau Rupat memiliki potensi wisata alam berupa pantai di bagian utaranya yang menghadap Selat Malaka.

Pantai Rupat utara memiliki garis pantai sekitar 13 kilometer yang indah karena pasir putihnya.

Fahmizal mengatakan pemerintah provinsi dan Pemkab Bengkalis berupaya untuk menjual potensi Pulau Rupat kepada wisatawan mancanegara khususnya dari Malaysia karena lokasinya tak jauh dari negeri jiran itu.

Menurut dia, salah satu agenda tahunan yang akan terus disempurnakan pengemasannya adalah "Mandi Safar" yang menjadi wisata religi andalan di Pulau Rupat.

"Target kita adalah wisatawan dari Malaysia karena adanya kesamaan religi dan budaya. Selain itu, jarak dari Johor Malaysia ke Rupat tidak jauh karena bisa ditempuh 40 menit dengan perahu fery," katanya.

Ia mengatakan pengembangan potensi wisata akan secara otomatis memicu munculnya bisnis ekonomi kreatif dari masyarakat setempat.

Karena itu, pemerintah daerah juga sudah membuka dan memperbaiki infrastruktur jalan agar bisa memudahkan wisatawan ketika mengunjungi Pulau Rupat.

"Pemerintah akan terus menggandeng pelaku bisnis dari asosiasi travel dan wisata untuk mengembangkan potensi wisata daerah," katanya.

Sebelumnya, ribuan wisatawan domestik ikut menyaksikan tradisi Mandi Safar yang digelar di pantai Rupat Utara pada Sabtu (5/12). Mandi Safar merupakan ritual bagi umat muslim setempat yang dipercaya bisa menolak bala atau nasib buruk.

Tradisi keagamaan ini setiap tahun di gelar pada awal bulan Safar pada penanggalan Islam.

Ritual ini intinya berisi rangkaian pemanjatan doa-doa, dan diakhiri dengan setiap warga mandi.

Fahmizal mengatakan tidak ada pencatatan yang pasti mengenai sejak kapan Mandi Safar dilakukan oleh warga Rupat, namun ritual itu mulai diselenggaran secara besar sejak 1970-an.

"Dan sekarang Mandi Safar akan terus menjadi salah satu wisata religi di Riau," ujarnya. (Adv)