Jenazah Ketua Syuro PKB Dimakamkan Di Jombang

id jenazah ketua, syuro pkb, dimakamkan di jombang

Jenazah Ketua Syuro PKB Dimakamkan Di Jombang

Jombang, (Antarariau.com) - Jenazah pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatun Nasyi in, Paculgowang, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, yang juga Ketua Dewan Syuro DPP PKB, KH Muhammad Abdul Aziz Mansyur, dimakamkan di pemakaman keluarga, kompleks pesantren setempat, Selasa siang.

"Rencananya, jam 12.30 - 13.00 WIB, jenazah dimakamkan. Semakin cepat semakin baik dan saat ini seluruh keluarga juga sudah berkumpul," kata Oing Abdul Muid, salah seorang kerabat almarhum saat dikonfirmasi di rumah duka.

Ia mengatakan kesehatan KH Aziz sudah merosot sejak lama. Dalam waktu lima tahun terakhir, kesehatan almarhum semakin turun, karena almarhum juga menderita gangguan ginjal. Bahkan, KH Aziz pernah menjalani operasi di rumah sakit yang ada di Jakarta.

Sebelum wafat, kata dia, KH Aziz juga sempat dibawa ke RS Darmo Surabaya sekitar 10 hari lalu, karena kondisinya kurang sehat, namun akhirnya kembali dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo, Surabaya, karena kondisinya yang semakin turun.

"Beliau mengalami sesak napas pada Minggu (6/12) dan pada Senin (7/12) dibawa ke Graha Amerta RSUD Dr Soetomo Surabaya. Saat diobservasi jam 24.00 WIB, napasnya semakin turun dan beliau wafat. Jadi, di rumah sakit kurang dari 24 jam," kata pria yang akrab disapa Gus Muid ini.

Gus Muid mengatakan KH Aziz merupakan sosok yang tidak lelah mengingatkan orang lain serta memberi nasehat. Ia selalu mengingatkan agar anak-anak serta menantunya meniru para sesepuh dulu yang merupakan seorang pendidik yang baik dan telaten.

Selain itu, KH Aziz juga tidak lelah mengingatkan pada santri untuk selalu belajar dan riyadhoh (melatih diri).

Dengan para santri, menantu KH Aziz ini mengatakan KH Aziz merupakan sosok pengasuh yang sangat dekat. Almarhum akrab dengan para santri, serta tidak ada jarak dengan santri.

"Beliau itu juga tidak tega-an. Kalau ada yang meminta beliau hadir, pasti hadir. Bahkan, pulang ke rumah "ndalem" (rumah) sering jam 02.00-03.00 WIB, dan setelah subuh pun tetap mengaji walaupun "rawuh" (pulang) dini hari. Beliau tidak meliburkan mengaji," kenang pria yang juga duduk di jajaran DPRD Kota Kediri ini.