Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyebut, awal tahun 2016 terutama di Januari dan Februari diperkirakan bakal dilanda muculnya fenomena El Nino, sehingga menyebabkan kemarau panjang dan potensi terjadinya kebakaran lahan.
"Dalam dua bulan tersebut, sebagian besar wilayah di Provinsi Riau kami diperkirakan akan kembali diselimuti kabut asap tebal akibat terjadi kebakaran hutan dan lahan," papar Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin di Pekanbaru, Kamis.
Menurut dia, terdapat beberapa daerah di provinsi tersebut terutama wilayah pesisir seperti empat kabupaten/kota yakni Rokan Hilir, Dumai, Bengkalis, Kepulauan Meranti dan Siak dinilai rawan akan terjadinya kabakaran hutan dan lahan.
Jika daerah yang berada di wilayah pesisir terbakar, maka kabut asap kemungkinan besar akan melanda Pekanbaru dan ditambah lagi kabut asap kiriman dari provinsi tetangga seperti Jambi dan Sumatera Selatan.
BMKG pusat beberapa waktu lalu telah memberi penyataan bahwa sejumlah provinsi di sebagian wilayah Sumatera seperti Aceh bagian Utara dan Tengah, sebagian besar Sumatera Utara dan Riau bagian Barat kini telah memasuki puncak musim hujan.
Namun pada Januari-Februari tahun 2016, wilayah di Sumatera terutama bagian Utara justru memasuki musim kemarau termasuk wilayah di Provinsi Riau.
"Arah angin selama terjadinya el nino kami prediksi bergerak dari Selatan ke Utara. Makanya wilayah Riau, Sumatera Utara dan Aceh bakal jadi penumpukan asap kiriman," jelasnya.
Sementara pada bulan Maret hingga Mei 2015, tambah Sugarin, provinsi tersebut kembali memasuki musim penghujan dan pada Juni sampai September memasuki musim kemarau panjang dengan pusat arah angin berlawanan.
"Prediksi ini kami berikan, agar setidaknya pemerintah provinsi bisa melakukan antisipasi kebakaran hutan dan lahan sejak dini," ucap dia.
Kepala BMKG Sebelumnya Andi Eka Sakya mengatakan, hingga saat ini El Nino masih berada pada kisaran intensitas kuat dengan nilai indeks 2,31 naik menjadi 2,42.
Pada sisi lain, bebernya, pergerakan suhu muka laut yang hangat ke wilayah pasifik Barat menandakan awal proses peralihan dari El Nino ke kondisi netral.
Demikian pula dengan suhu muka laut yang hangat di atas perairan Indonesia telah memasuki bagian utara Indonesia yaitu di Selat Karimata, Selat Makassar, dan perairan Maluku bagian utara. Hal ini menyebabkan meningkatnya pasokan uap air di wilayah Indonesia.
BMKG berikan catatan khusus untuk wilayah Riau tentang potensi terbakarnya hutan dan lahan bisa menjadi lebih tinggi karena di mayoritas berlahan lahan gambut.
"Riau kami beri catatan karena lahan gambut. Sebetulnya ini terjadi juga di wilayah timur, tetapi karena bukan lahan gambut, maka kami tidak memberikan catatan," katanya.
Berita Lainnya
Dirut Antara 2016-2023 Meidyatama Suryodiningrat secara resmi lepas jabatan
27 June 2023 13:50 WIB
157 pegawai KPK telah mengundurkan diri sepanjang 2016-September 2020
26 September 2020 12:15 WIB
Juara dunia MXGP 2016 sebut sirkuit Palembang terbaik di dunia
07 July 2019 11:44 WIB
BBKSDA Riau Akui Keberadaan Harimau Pemangsa Warga Terdeteksi Sejak 2016
05 January 2018 16:40 WIB
Sepanjang 2016, 370 TKA Jalani Pemeriksaan Disnakertrans Riau
24 July 2017 22:50 WIB
Legislator Riau Pertanyakan Pembangunan 2.016 Unit Rumah Sehat Layak Huni
09 June 2017 13:25 WIB
Laporan Keuangan Riau 2016 Mendapatkan Opini WTP Dari BPK
30 May 2017 10:40 WIB
Dicanangkan Sejak 2016, Program Riau Go IT Masih Perlu Pembenahan
20 April 2017 21:45 WIB