Membangun Kemandirian Penerbangan Nasional

id membangun kemandirian, penerbangan nasional

Membangun Kemandirian Penerbangan Nasional

Oleh Ahmad Wijaya

Jakarta, (Antarariau.com) - Insinyur Indonesia patut diberi acungan jempol setelah keberhasilan membuat dan mampu menerbangkan pesawat transport nasional N219.

Hal itu ditandai saat pesawat transport nasional N219 yang dirilis dengan spirit "Dari Indonesia Untuk Indonesia" tampil perdana di Hanggar PT Dirgantara Indonesia, Jalan Pajajaran Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (10/12).

N-219 adalah pesawat multifungsi bermesin dua yang dirancang PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dengan tujuan untuk dioperasikan di daerah-daerah terpencil.

Pesawat ini terbuat dari logam dan dirancang untuk mengangkut penumpang maupun kargo. Pesawat yang dibuat dengan memenuhi persyaratan FAR 23 ini dirancang memiliki volume kabin terbesar di kelasnya dan pintu fleksibel yang memastikan bahwa pesawat ini bisa dipakai untuk mengangkut penumpang dan juga kargo.

Sebelum memasuki serial production, PT DI terlebih dahulu akan membuat dua unit purwarupa untuk uji terbang serta satu unit purwarupa untuk tes statis pada tahun 2012. Program pembuatan purwarupa sendiri direncanakan memakan waktu selama dua tahun dengan pengalokasian dana yang dibutuhkan sebesar Rp300 miliar.

N-219 ini merupakan pengembangan dari NC-212 yang sudah diproduksi oleh PT DI dibawah lisensi CASA.

Pesawat N219 berkapasitas 19 tempat duduk dan cocok untuk penerbangan perintis. Pesawat ini tergolong mudah dan sederhana dalam proses perawatannya.

N219 memiliki konfigurasi yang dapat diubah dengan cepat, biaya operasi rendah, bersertifikasi dasar CASR 23 dan menggunakan sepasang mesin PT6A-42 yang masing-masing berkekuatan 850 daya kuda. Pesawat ini dirancang untuk mengangkut penumpang maupun kargo. Pesawat ini memiliki volume kabin terbesar di kelasnya dan pintu yang fleksibel.

Pesawat N219 mampu lepas landas dan mendarat dalam jarak pendek atau hanya memerlukan landasan 500 hingga 600 meter. Pesawat ini juga dilengkapi dengan alat bantu navigasi sehingga mampu lepas landas dan mendarat di bandara bandara perintis dengan peralatan minimal.

Bersambung ke hal 2 ...