Kadisdik: Masyarakat Riau Kurang Semangat Merantau Hadapi MEA

id kadisdik masyarakat, riau kurang, semangat merantau, hadapi mea

Kadisdik: Masyarakat Riau Kurang Semangat Merantau Hadapi MEA

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Riau menilai salah satu kendala dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean tahun 2016 adalah kurangnya semangat merantau masyarakat setempat sehingga kesannya lebih banyak bertahan dari serbuan tenaga kerja asing kawasan tersebut.

"Sebenarnya tidak begitu sulit untuk MEA ini. Cuma masalahnya banyak yang tak mau bekerja di luar negeri. Asli Riau ini semangat merantau memang kurang dan lemah dari dulu hingga sekarang termasuk saya sendiri," kata Kepala Disdikbud Riau, Kamsol di Pekanbaru, Kamis.

Menurutnya, dari segi kualitas sumber daya manusia, hasil pendidikan Riau ini tidaklah kalah dengan negara-negara Asean. Dengan Malaysia dan Singapura, kata dia, itu bisa dikatakan berimbang.

Sekolah di Riau banyak juga diisi mahasiswa dari negara tetangga untuk belajar. Dia mencontohkan ada yang menamatkan gelar doktor di Universitas Riau. Ada juga dari Thailand mendaftar di Fakultas Kebudayaan Universitas Lancang Kuning.

Bahkan untuk tingkat Sekolah Menengah Kejuruan saja untuk praktek kerja lapangan banyak juga diterima di Malaysia dan Singapura. Apalagi sudah ada kerjasama dari dulu dengan negara serumpun seperti Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (IMT-GT).

"Kita siap untuk MEA, kita saja yang tidak mau ke negara lain sana, mereka (negara Asean lain) yang mau ke sini," ujarnya lagi.

Meskipun diakuinya juga ada kendala lain seperti kurangnya kefasihan dalam Berbahasa Inggris. Dia contohkan perawat jebolan perguruan tinggi di Riau yang menurutnya sudah bisa bersaing, namun terkendala penggunaan bahasa.

"Kita harapkan ada tambahan pelajaran khusus Bahasa Inggris, sehingga bisa bekerja dimana-mana seperti Thailand dan Vietnam yang perawatnya sudah banyak kerja ke luar negeri," ungkapnya.

Selain itu untuk bekerja ke luar negeri dalam MEA juga dibutuhkan sertifikasi yang memang agak mahal dan berat. Dibutuhkan, kata dia, peran dinas tenaga kerja, Kamar Dagang dan Industri, dan Balai Latihan Kerja.

"Kalau untuk pendidikan dan keterampilan Riau sudah boleh lah. Tinggal dua sertifikasi yang dibutuhkan yakni kompetensi dan profesi," jelasnya.