Telah Hilang Ribuan Detonator Peninggalan Perusahaan Tambang Batubara di Riau

id telah hilang, ribuan detonator, peninggalan perusahaan, tambang batubara, di riau

Telah Hilang Ribuan Detonator Peninggalan Perusahaan Tambang Batubara di Riau

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Jajaran Kepolisian Resor Indragiri Hulu, Riau berusaha mengungkap hilangnya ribuan detonator yang biasa digunakan dalam pertambangan dari tiga buah gudang perusahaan pertambangan.

Kepada Bidang Hubungan Masyarakat Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo kepada Antara di Pekanbaru, Senin menjelaskan ketiga gudang yang dibobol pada Jumat lalu (8/1) itu adalah Gudang Handak yang menyimpan Amonium Nitrat, Detonator dan Dinamit.

"Dari pemeriksaan diketahui setidaknya tercatat 1.307 detonator dinyatakan hilang," jelas Guntur.

Ia merincikan seluruh Detonator yang hilang terdiri dari 332 buah Elektronik Detonator dan 975 Detonator setengah sekon atau 500 Ms.

Dari pemeriksaan sementara diketahui bahwa pelaku mengambil barang berbahaya itu dengan cara menjebol gudang penyimpanan detonator melelalui ventilasi udara. "Ketiga gudang dibobol dengan cara yang sama yakni dengan membobol ventilasi udara," ujarnya.

Sementara itu, menurut Guntur, gudang tersebut ternyata sudah tidak lagi dijaga lantaran perusahaan pemiliki detonator yakni PT Riau Bara Harum (RBH) itu tutup.

Saat ini jajaran Polda Riau terus berusaha mencari keberadaan detonator yang biasa digunakan untuk meledakkan area pertambangan tersebut. Dia mengatakan setiap Polres telah meningkatkan koordinasi serta terus memperketat razia di setiap perbatasan daerah.

"Kita minta masyarakat agar jangan khawatir akan peristiwa ini dan mengimbau jika menemukan orang yang mencurigakan agar segera melaporkan kepada polisi," tegasnya.

Dari penelusuran Antara, PT Riau Bara Harum yang berlokasi di Desa Kelesa Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu itu sebelumnya merupakan perusahaan pertambangan Batu Bara.

Perusahaan itu lantas berhenti beroperasi pada awal 2015 lalu setelah mendapat berbagai macam penolakan karena disinyalir aktivitas pertambangan mereka merusak ekosistem sekitar.

Pasca tidak beroperasinya perusahaan tersebut, diketahui ternyata PT RBH masih menyimpan ribuan bahan peledak dalam sejumlah gudang yang berada di Desa Kelesa itu. Pada Oktober 2015 lalu atau pada saat Riau dilanda kebakaran lahan dan hutan, gudang PT RBH nyaris terbakar setelah kebakaran meluas.

Masyarakat sekitar sempat sangat mengkhawatirkan karena jika gudang tersebut terbakar akibat kebakaran lahan dan hutan kala itu dikhawatirkan dapat meluluhlantakkan satu kecamatan karena gudang tersebut menyimpan ribuan bahan peledak.

Beruntung kebakaran bisa diatasi sehingga tidak meluas ke lokasi gudang. Hanya saja, hingga saat ini bahan peledak tersebut ternyata tidak kunjung dipindahkan, bahkan gudang itu diketahui tidak berpenjaga hingga akhirnya terungkap kejadian kehilangan bahan peledak tersebut.