Lakukan PETI di Sungai Kuantan, Hamidi Ditemukan Tewas Usai Menyelam

id lakukan peti, di sungai, kuantan hamidi, ditemukan tewas, usai menyelam

Lakukan PETI di Sungai Kuantan, Hamidi Ditemukan Tewas Usai Menyelam

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Jajaran Kepolisian Resor Kuantan Singingi, Riau menyelidiki tewasnya seorang pekerja penambangan emas tanpa izin di kawasan aliran Sungai Kuantan Desa Sitorejo, Kecamatan Kuantan Tengah.

"Korban teridentifikasi bernama Hamidi berusia 56 tahun asal Desa Lubuk Ambacang, Kecamatan Hulu Kuantan," kata Kapolres Kuantang Singingi (Kuansing) di Pekanbaru, Rabu malam.

Dia menjelaskan dari pemeriksaan sejumlah saksi diketahui bahwa tewasnya korban pada Selasa petang lalu (19/1) itu berawal saat korban bersama empat rekannya menambang emas di kawasan sungai.

Saat itu korban menyelam ke dasar sungai dengan menggunakan selang oksigen seadanya untuk memasang kepala selang penyedot lumpur. Namun, saat korban berada di dasar sungai tiba-tiba tebing sungai longsor hingga menyebabkan korban tertimbun.

Sejumlah rekan korban berusaha menyelamatkan Hamidi namun saat ditemukan, korban sudah ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.

Menurut Edy, saat ini korban telah dikembalikan ke keluarga untuk selanjutnya di kebumikan. Sementara itu, polisi memastikan bahwa korban meninggal akibat kecelakaan kerja.

Lebih jauh, Edy kembali mengimbau kepada masyarakat agar menghentikan aktivitas penambangan emas ilegal di sungai karena berdampak sangat buruk bagi kelangsungan ekosistem. Untuk penambangan yang baru saja terjadi, Edy menambahkan pihaknya akan segera menertibkannya.

Kegiatan penambangan emas di Kuantang Singingi berlangsung cukup lama dan telah mengakibatkan kerusakan ekosistem.

Meski kepolisian telah melakukan berbagai upaya untuk menghentikan kegiatan penambangan tersebut, namun dikarenakan pengawasan yang masih minim serta dengan alasan desakan ekonomi membuat penambangan ilegal selalu muncul.

Terlebih lagi sebagian besar penambang didominasi oleh pendatang asal luar daerah. "Penduduk lokal selalu menolak karena mereka sadar penambangan tersebut merusak ekosistem, tetapi sebagian besar penambang tersebut adalah pendatang," jelasnya.