Pekanbaru, (Antarariau.com) - Bank Indonesia wilayah Riau optimis investasi yang masuk ke daerah tersebut tahun 2016 tumbuh positif di tengah menurunnya harga minyak dunia dan CPO (crude palm oil) yang menjadi penopang utama Produk Domestik Regional Bruto.
"Memang betul sektor minyak dan kelapa sawit di kita ada penurunan, tetapi peluang investasi lainnya masih terbuka," ungkap Pemimpin BI Kantor Perwakilan Provinsi Riau, Ismed Inono, di Pekanbaru, Minggu.
Ismed mengakui Provinsi Riau memang selama ini ditopang sektor minyak dan gas serta perkebunan. Seiring menurunnya harga komoditas tersebut di pasar dunia telah berakibat pada perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut.
Namun, lanjutnya, bukan lantas investasi akan berhenti dan tidak masuk ke Riau. Karena masih ada sektor lainnya yang mampu berperan mendorong roda perekonomian.
Seperti, ujar Ismed mencontohkan sektor jasa, perdagangan, dan pariwisata kini terbuka di Riau. Meski kecil ia menilai kondisinya saat ini justru bisa diandalkan mendorong geliat perekonomian.
Misalkan, pembangunan berbagai gedung, mal, hotel, instrastruktur jalan, RS dan sebagainya yang saat ini berkembang di Pekanbaru, telah mendatangkan investasi baru.
"Jadi tidak usah terlalu pesimis, terutama saat ini sektor infrastruktur cukup banyak menggerakkan," urainya.
Ia bahkan lebih yakin lagi hal ini akan maksimal, jika pemerintah daerah dalam hal ini Pemerintah Provinsi Riau, Kota Pekanbaru, serta kabupaten lainnya melakukan percepatan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2016 masing-masing.
Analisanya, jika percepatan anggaran ini bisa didorong pada awal tahun 2016, maka roda perekonomian akan menunjukkan optimisme bagi dunia usaha.
"Saya lihat Plt Gubernur sudah sangat positif merespon ini, apalagi pengalaman tahun lalu menjadikan pertumbuhannya kurang menyenangkan," tutur Ismed.
Ismed juga yakin secara keseluruhan hingga akhir tahun pertumbuhan ekonomi Riau masih akan positif walau tidak sebesar kala harga minyak dan kelapa sawit tinggi.
Namun jika dibandingkan tahun 2015 maka pertumbuhan ekonomi Riau tahun 2016 masih tumbuh lebih baik.
"2016 ini kami optimis Riau masih tumbuh di atas 2-3 persen," tuturnya.
Ismed menambahkan sektor perbankan di Riau juga akan merespon positif untuk pertumbuhan ekonomi tahun 2016.
Ini didukung dengan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) dari 7.50 persen jadi 7.25 persen.
Diakuinya perbankan akan melakukan kalkulasi kembali "Cost Of Fundnya" pada awal tahun.
"Perbankan akan melakukan penyesuaian, kemaren OJK melaporkan sudah banyak juga yang melakukan relaksasi," bebernya.
Maka sebut dia lagi bank di Riau sejauh ini dalam rencananya masih optimis tetap ekspansi.
"Karena kredit terlalu besar tanpa kegiatan juga bahaya NPL bisa tambah jelek lagi," pungkasnya.
Berita Lainnya
Dirjen Migas Kemen ESDM sebut Indonesia tak impor migas dari Iran
15 April 2024 14:33 WIB
Keluhkan DBH Migas turun drastis, Meranti mengadu ke Banggar DPR RI
27 March 2024 14:44 WIB
Ladang gas laut dalam yang dikembangkan China mampu catat rekor output migas
03 February 2024 15:19 WIB
Cari cadangan migas, PT APG Westkampar minta dukungan Polda Riau
27 January 2024 15:02 WIB
SKK Migas gandeng TNI dan Polri untuk jaga objek vital migas di Sumut
25 January 2024 14:01 WIB
Pertamina temukan cadangan migas baru di Blok Rokan
28 December 2023 21:44 WIB
Output energi China catat pertumbuhan yang stabil di Januari-November 2023
18 December 2023 15:31 WIB
Pertamina EP telah menemukan dua sumber migas baru di Jabar
14 December 2023 10:47 WIB