Masuki Musim Kemarau, 164 Desa di Riau Rawan Kebakaran

id masuki musim, kemarau 164, desa di, riau rawan kebakaran

Masuki Musim Kemarau, 164 Desa di Riau Rawan Kebakaran

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Sebanyak 163 desa dari total 1.800 lebih jumlah desa atau kelurahan pada 12 kabupanten/kota di Provinsi Riau dinilai rentan terhadap bahaya kebakaran lahan dan hutan, menyusul dampak El Nino dan musim kemarau tahun ini.

"Desa di kita (Riau) ada 164 yang merupakan daerah rawan terbakar. 164 desa dari total 1.880 lebih desa/kelurahan," papar Komandan Korem 031/Wirabima, Brigjen TNI Nurendi di Pekanbaru, Kamis.

Sampai saat ini, beber Nurendi, baru 20 desa pada tiga kabupaten yakni Pelalawan, Siak dan Kepulauan Meranti atau berada di sepanjang Sungai Kampar dari total 164 desa rawan terbakar mendapat perhatian dalam hal pencegahan oleh produsen kertas PT Riau Andalan Pulp and Paper.

Masih terdapat 144 desa lagi, masih perlu diperhatikan secara bersama terutama wara temptan, kepolisian resort, aparat TNI distrik militer setempat serta pemerintah daerah kabupaten/kota di Riau.

Belum lagi pihaknya harus terus memantau wilayah tidak bertuan di desa rawan terbakar tersebut karena belum belum jelas peruntukan atau perizinan terhadap suatu daerah, sementara kondisi daerah itu adalah hutan rawa-rawa berlahan gambut.

"Jadi perbangingan desa yang diberi insentif perusahaan, masih kecil sekali. Maka dari itu, perlu pemberdayaan seluruh desa agar kita mempunyai pemikiran sama untuk terbebas dari kebakaran lahan dan hutan (karlahut)," ucap dia.

Nurendi mengatakan, saat ini pihaknya harus menjaga sampai ada pelaku-pelaku usaha baru membuka lahan dengan cara memberdayakan warga tempatan terutama di desa yang rawan terbakar.

Hal tersebut sesuai dengan nawa cita ketiga dari Presiden Joko Widodo bahwa membagun dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah di desa, maka tentunya sekarang upaya yang pihaknya lakukan pemberdayaan desa dengan berbagai cara.

"Kita telah siap bentuk masyarakat gotong royong dan masyarakat peduli api, tetapi masih bersifat parsil-parsil. Nanti recana saya sebelum datang El Nino atau sebelum musim kemarau, parsil itu digabung dan digelar latihan gabungan katlahut," katanya.

"Harapan kita, bagi mereka yang masih ada niat untuk membakar, mudah-mudahan tidak ada lagi. Karena Riau tidak sama dengan asap," jelas Nurendi.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru pekan ini menyatakan, kondisi kering disertai minim hujan mulai melanda wilayah pesisir Riau mulai Februari ini, sehingga dikhawatirkan rawan terjadi kebakaran lahan dan hutan.

"Wilayah pesisir timur (Riau) minim sekali hujan," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin, di Pekanbaru, Senin.

Ia menyebut, wilayah pesisir Riau mulai dilanda kekeringan adalah Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kepulauan Kepulauan Meranti dan Kota Dumai.

Pada tahun 2015, wilayah tersebut mulai mengalami kebakaran lahan dan hutan pada bulan Februari.

"Upaya pencegahan kebakaran sangat diperlukan," ujar Sugarin.