150 Mahasiswa dan Bujang-Dara Bantu Bersih-Bersih Desa Buluh Cina Pascabanjir

id 150 mahasiswa, dan bujang-dara, bantu bersih-bersih, desa buluh, cina pascabanjir

150 Mahasiswa dan Bujang-Dara Bantu Bersih-Bersih Desa Buluh Cina Pascabanjir

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Sekitar 150 mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Pemuda Mahasiswa Kesehatan Riau dan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Riau menggelar kegiatan sosial membersihkan perkampungan warga pascabanjir dan penyuluhan kesehatan di Desa Buluh Cina Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Minggu.

Berdasarkan pantauan Antara, para mahasiswa terlihat bersemangat bergotong-royong bersama masyarakat membersihkan Desa Buluh Cina yang pada awal tahun ini ratusan rumah warga di sana kebanjiran akibat luapan air Sungai Kampar. Kehadiran mereka menjadi pusat perhatian warga, terutama karena kahadiran komunitas Nusantara Indonesia Pageant (NIP) serta Bujang dan Dara Riau yang berparas rupawan.

Kegiatan tersebut menargetkan bisa membantu warga koban banjir sebanyak sekitar 500 kepala keluarga (KK), yang terbagi dalam empat dusun di daerah aliran Sungai Kampar. Untuk itu, mahasiswa membagi diri menjadi 41 tim, masing-masing terdiri dari tiga anggota yang dipimpin oleh dua orang koordinator lapangan (Korlap), yaitu; Korlap gotong royong dan Korlap penyuluhan kesehatan.

Para mahasiswa juga terlihat memberikan penyuluhan kesehatan dari rumah ke rumah, dan melakukan demo pembuatan saringan dengan teknologi sederhana dalam upaya penyediaan air bersih yang dikoordinir oleh Menteri Kesehatan BEM Universitas Riau (UR), Abrar.

Sementara itu, pemerintah setempat ikut dalam bentuk pengobatan gratis, yang dipimpin oleh Kepala Puskesmas Siak Hulu Drg. Anik, dan dibantu oleh beberapa mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Universitas Riau serta beberapa mahasiswa akademi keperawatan.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsin Riau, Andra Sjafril yang turut hadir dalam kegiatan sosial itu mengaku salut kepada para mahasiswa yang langsung turun ke tengah masyarakat. Ia menjelaskan, kegiatan tersebut memang berawal dari inisiatif mahasiswa sehingga Dinas Kesehatan Provinsi Riau dan Dinas Sosial Provinsi Riau mendukung sepenuhnya kegiatan yang baru pertama kali dilakukan ini.

"Ini adalah bentuk pengabdian civitas akademika dan merupakan langkah awal yang diharapkan akan menjadi tren positif dan motivasi bagi masyarakat maupun komunitas-komunitas yang berkeinginan berkontribusi dalam meringankan beban masyarakat terutama pascabencana," ujar Andra Sjafril.

Selain itu, ia mengatakan kegiatan tersebut juga mengacu kepada Undang-undang tentang penanggulangan bencana dimana ada tiga strategi penanggulangan yang dilakukan dalam kondisi tanggap darurat, yakni upaya preventif sebelum bencana, pada saat bencana dan masa pemulihan pascabencana.

Kepala Dinas Sosial Riau, Syarifuddin AR, yang turut hadir dalam acara itu menambahkan kegiatan sosial pascabencana melibatkan mahasiswa perlu terus dilaksanakan untuk seterusnya. Dengan begitu, kolaborasi mahasiswa dan instansi terkait dapat membawa aura positif sebagai stimulan untuk komunitas, maupun organisasi kemasyarakatan untuk turut melakukan tanggap bencana dalam masa pemulihan (recovery) pascabencana.

"Selama ini kegiatan tanggap bencana lebih banyak hanya dilakukan pada saat bencana, padahal banyak permasalahan yang timbul justru pada saat pascabencana, seperti lingkungan yang tidak bersih, penyakit-penyakit yang mungkin akan timbul karena sanitasi dan sumber air yang tidak baik," ujarnya.