Takut Rumahnya Kemalingan, Banyak Warga Kampar Korban Banjir Enggan Diungsikan

id takut rumahnya, kemalingan banyak, warga kampar, korban banjir, enggan diungsikan

Takut Rumahnya Kemalingan, Banyak Warga Kampar Korban Banjir Enggan Diungsikan

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, menyebutkan sejumlah warga korban banjir di daerah itu enggan mengungsi karena khawatir harta milik mereka dicuri oleh maling.

"Memang banyak yang tidak mau kami ungsikan, takut harta mereka termasuk ternak dicuri oleh perampok yang mencari kesempatan dalam kesempitan," ungkap Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, M Nasri, lewat seluler, Rabu, di Kampar.

M. Nasri menjelaskan, kondisi ini membuat tim satgas banjir tidak berdaya. Karena air yang sempat mengepung 5.000 rumah warga rawan memakan korban.

"Tim basarnas tetap berupaya membujuk dan merayu mereka agar bersedia dievakuasi," tuturnya.

Namun bagi warga yang tetap kekeh pihaknya menyikapi dengan mengirim bahan makanan ke pelosok dan desa yang terisolasi banjir oleh satgas.

"Intinya mereka kami pantau dan tetap diberikan logistik makanan," urainya.

Selain upaya evakuasi tetap dilakukan, secara umum tim saat ini sedang mendistribusikan makanan ke wilayah-wilayah terpencil terkena banjir dan tidak bersedia diungsikan," urainya.

Namun bagi mereka yang sedang mengalami sakit wajib dievakuasi.

Ada juga para keluarga mau dievalkuasi dengan syarat salah satu keluarga baik kaum bapak dan pemudanya tetap tinggal guna menjaga harta mereka.

Selain itu, tim basarnas juga sudah melakukan koordinasi dengan aparat desa dan Babinsa setempat tetap melakukan patroli.

Namun tetap terbatas kondisinya, diharapkan warga masyarakat sendiri yang aktif walau rawan.

Sebelumnya diinformasikan, ketinggian permukaan air banjir Kampar menjelang siang ini mulai surut dari 150 cm menjadi 78-80 cm.

Ini disebabkan mulai dilakukannya penutupan pintu air pada waduk PLTA Kotopanjang.

"Kami sudah menerima sms baru saja dari humas PLTA, saat ini pintu air mulai ditutup sebahagian," ucap M Nasri.

Namun demikian kondisi ini perlu terus diwaspadai. Kalau hujan masih saja terjadi dengan intensitas tinggi di hulu Sumbar maka pintu air PLTA rawan dibuka kembali.