4 Desa Kampar ini Terisolir Akibat Longsor, Riau Butuh Helikopter

id 4 desa, kampar ini, terisolir akibat, longsor riau, butuh helikopter

4 Desa Kampar ini Terisolir Akibat Longsor, Riau Butuh Helikopter



Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pemerintah Provinsi Riau akan meminta bantuan helikopter kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk memudahkan pengiriman bantuan kepada warga di empat desa yang terisolasi akibat banjir dan tanah longsor di Kabupaten Kampar.

"Kami akan mencoba meminta bantuan helikopter kepada BNPB karena akan lebih memudahkan pemantauan dan menyalurkan bantuan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edward Sanger, di Pekanbaru, Kamis.

Pemprov Riau menetapkan status Siaga Darurat Banjir dan Longsor karena mempertimbangkan potensi curah hujan cukup tinggi, area banjir yang makin meluas dan telah mengakibatkan dua orang warga meninggal dunia. Selain itu, pertimbangan lainnya adalah karena juga sudah ada tiga pemerintah kabupaten yang telah menyatakan status tanggap darurat banjir.

Banjir hingga kini melanda tiga daerah di Riau, yakni Kabupaten Kampar, Rokan Hulu dan Kuantan Singingi. Ketiga kepala daerah di kabupaten itu juga telah menetapkan status tanggap darurat banjir, karena kewalahan untuk melakukan antisipasi.

Dengan Riau menetapan status siaga darurat banjir dan longsor, lanjutnya, pemerintah daerah akan lebih leluasa dan lebih cepat dalam penggunaan anggaran untuk logistik serta meminta bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar membantu pendanaan melalui dana tanggap darurat.

Sementara itu, Kepala BPBD Kampar Santoso mengatakan sejak November 2015, ada empat desa di Kecamatan Kampar Kiri Hulu yang terisolasi karena jalur transportasi terputus karena tanah longsor. Di empat desa itu terdapat 1.300 kepala keluarga atau sebanyak 3.000 jiwa.

"Penyebabnya ada longsoran tanah dari bukit menutup jalan, dan delapan jembatan putus di wilayah antara Desa Batu Sakak dan Lubuk Bigau," katanya.

(Baca Empat Desa ini Sudah Dua Bulan Terisolir Karena Longsor)

Ia mengatakan di daerah tersebut kini terjadi kondisi rawan pangan karena harga kebutuhan pokok menjadi mahal, sedangkan aktivitas ekonomi warga terhenti karena tidak bisa lagi menjual hasil panen karet ke kota. Daerah tersebut berlokasi di perbatasan Riau-Sumbar, namun akses jalan dari provinsi tetangga juga sangat kecil dan sulit dilalui saat musim hujan.

"Terakhir kali kami mengirimkan bantuan logistik untuk warga pada Desember lalu, dan itu pun dibantu oleh BPBD menggunakan helikopter. Kami akan usahakan pada minggu ini akan menyalurkan bantuan ke sana," katanya.

Menurut dia, pemerintah daerah setempat sebenarnya sudah mengalokasikan dana sekitar Rp200 juta untuk memberikan bantuan bahan makanan dan membersihkan jalan dari tanah longsor.

"Namun, upaya itu belum bisa dilaksanakan karena saat ini daerah di Kampar lainnya terkena bencana banjir di 12 kecamatan," ujar Santoso.