BPBD Riau: Banjir Mulai Surut di Kuansing, Kampar Rohul Belum

id bpbd riau, banjir mulai, surut di, kuansing kampar, rohul belum

BPBD Riau: Banjir Mulai Surut di Kuansing, Kampar Rohul Belum

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau menyatakan bencana banjir di Kabupaten Kuantan Singingi, mulai surut meski begitu banjir di dua kabupaten lainnya masih meluas dan menggenangi permukiman warga.

"Informasi dari Petugas Posko Banjir, yakni Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kuantan Singingi, saat air yang menggenangi rumah warga sudah mulai surut terutama di kecamatan yang berada di sepanjang aliran Sungai Kuantan," kata Kepala BPBD Riau, Edward Sanger, di Pekanbaru, Jumat.

Sebelumnya, Pemprov Riau telah menetapkan status Siaga Darurat Banjir dan Longsor pada Kamis (11/2), setelah banjir di daerah itu meluas ke tiga daerah, yakni Kabupaten Rokan Hulu, Kampar, dan Kuantan Singingi (Kuansing) yang mengakibatkan ribuan jiwa terdampak banjir dan menelan dua korban jiwa dalam bencana itu.

Ia menjelaskan, banjir di Kabupaten Kuansing melanda 11 kecamatan di daerah itu. Menurut dia, penurunan level air rata-rata berkisar 30 centimeter hingga dua meter. Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa dalam bencana banjir di Kuansing, dan jumlah warga yang terkena dampak sedikitnya mencapai 1.550 kepala keluarga (KK).

Kondisi banjir cukup parah di daerah itu terjadi di Kecamatan Kuantan Hilir karena ada sekitar 700 KK yang terdampak banjir dan 120 hektare (ha) sawah juga tergenang sehingga terancam puso. Kemudian, areal persawahan di Kecamatan Kuantan Hilir Seberang seluas 20 ha juga kebanjiran dan terancam puso.

"Langkah yang dilakukan oleh posko banjir, bersama aparat Kepolisian dan TNI adalah dengan mendatangi desa dan rumah warga yang terkena banjir untuk menyampaikan himbauan mengenai keamanan dan ketertiban masyarakat, serta memberikan bantuan sembako sambil membantu mengevakuasi barang dan ternak milik warga," ujarnya.

Sementara itu, ia mengatakan banjir di Kabupaten Kampar meluas hingga ke 13 kecamatan. Menurut dia, data terbaru menyatakan Kecamatan Kampar Utara juga terendam bencana banjir karena luapan Sungai Kampar.

Banjir di Kecamatan Kampar Utara menggenangi tujuh desa, yakni Desa Sawah dengan jumlah warga terdampak mencapai 650 KK, Desa Kampung Panjang ada362 KK, Desa Sei Tonang adan 498 KK. Kemudian Desa Muara Jalai ada 535 KK, Desa Sei Jalau terdapat 678 KK, Desa Naga Beralih ada 535 KK, serta Desa Sendayan terdapat 454 KK yang terdampak banjir.

Ia menambahkan, BPBD Riau meminta bantuan helikopter kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk memudahkan pengiriman bantuan kepada warga di empat desa yang terisolasi akibat banjir dan tanah longsor di Kabupaten Kampar. "Kami akan mencoba meminta bantuan helikopter kepada BNPB karena akan lebih memudahkan pemantauan dan menyalurkan bantuan," katanya.

Dengan Riau menetapan status siaga darurat banjir dan longsor, lanjutnya, pemerintah daerah akan lebih leluasa dan lebih cepat dalam penggunaan anggaran untuk logistik serta meminta bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar membantu pendanaan melalui dana tanggap darurat.

Sementara itu, Kepala BPBD Kampar Santoso mengatakan sejak November 2015, ada empat desa di Kecamatan Kampar Kiri Hulu yang terisolasi karena jalur transportasi terputus karena tanah longsor. Di empat desa itu terdapat 1.300 kepala keluarga atau sebanyak 3.000 jiwa.

Ia mengatakan di daerah tersebut kini terjadi kondisi rawan pangan karena harga kebutuhan pokok menjadi mahal, sedangkan aktivitas ekonomi warga terhenti karena tidak bisa lagi menjual hasil panen karet ke kota. Daerah tersebut berlokasi di perbatasan Riau-Sumbar, namun akses jalan dari provinsi tetangga juga sangat kecil dan sulit dilalui saat musim hujan.

"Terakhir kali kami mengirimkan bantuan logistik untuk warga pada Desember lalu, dan itu pun dibantu oleh BPBD menggunakan helikopter. Kami akan usahakan pada minggu ini akan menyalurkan bantuan ke sana," katanya.