8.008 Hektare Sawah Kuansing Terendam Banjir, Puso Mengancam Ekonomi Petani

id 8008 hektare, sawah kuansing, terendam banjir, puso mengancam, ekonomi petani

8.008 Hektare Sawah Kuansing Terendam Banjir, Puso Mengancam Ekonomi Petani

Kuantan Singingi, (Antarariau.com) - Seluas 8.008 hektare lahan sawah di Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau terendam banjir yang diperkirakan akan puso atau gagal panen hingga mengganggu produksi beras tahun 2016.

"Luas areal sawah mencapai 9.433 hektare, 80 persen terendam air," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan Kuantan Singingi Maisir di Teluk Kuantan.

Ia mengatakan, walaupun air di sebahagian wilayah sudah terlihat surut, namun dampak dari banjir sejak dua bulan terakhir telah merendam lahan persawahan khususnya telah ditanam padi oleh masyarakat petani.

Masyarakat akan kehilangan bibit, diperkirakan rugi besar, jika hal ini tidak bisa teratasi maka produksi beras petani menurun yang sangat berdampak kepada kesejahteraan petani di sejumlah wilayah.

"Kami akan selalu turun ke lapangan mendata kerugian petani," sebuntya.

Menurut Maizir, usia tanam padi rata-rata berkisar dua hingga tiga minggu, banjir telah memporak-porandakan lahan pertanian petani yang diperkirakan bibit padi akan layu dan mati hal ini sangat terlihat jelas di wilayah Kuantan Mudik, Gunung Toar dan lahan di daerah aliran sungai.

Berdasarkan data yang telah diterima, paling banyak terendam banjir di wilayah Benai dengan luas mencapai 1.501 hektare, Gunung Toar seluas 1.380 ha, Kuantan Tengah seluas 1.260 dan Pangean seluas 1.140 ha.

Salah seorang petani sawah Jarwa (56) menyebutkan, lahan sawah miliknya sudah terendam air, akibat luapan Sungai Kuantan, biaya yang dikeluarkan sudah mencapai jutaan rupiah proses lahan padi tersebut.

"Saya rugi, maka diyakini ekonomi keluarga terancam," ujarnya.

Jarwa meminta kepada Instansi terkait untuk memberikan bantuan kepada sejumlah petani agar bisa mengolah dan menanam padi kembali di areal lahan setelah banjir reda, saat ini bukan saja warga berharap bantuan sembako, makanan, selimut dan tenda tetapi bekal untuk pertanian.

"Perhatian perusahaan yang beroperasi juga dibutuhkan sebagai bentuk kepedulian sosial sehingga dapat mengurangi penderitaan warga," ucapnya.

Perusahaan perkebunan sangat banyak beroperasi di wilayah Kuansing, tetapi hanya beberapa saja yang telah menyalurkan bantuannya, ke depan diminta instansi terkait menagajak manajemen perkebunan untuk menyalurkan bibit dan benih padi.

(ADV)