Pemkot Pekanbaru Peduli Bencana

id pemkot pekanbaru, peduli bencana

Pemkot Pekanbaru Peduli Bencana

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pemerintah Kota (Pemkot) Pekanbaru yang merupakan bagian dari wilayah Pekanbaru, Siak, Pelalawan dan Kampar (pekansikawan) memiliki tanggung jawab moril dan rasa kepedulian yang tinggi.

Bentuk kepedulian pemkot tersebut diwujudkan oleh Wali kota Pekanbaru, DR Firdaus ST MT dengan mengunjungi korban yang terkena musibah banjir di Kabupaten Kampar, beberapa waktu lalu.

Dengan mengajak para stafnya dijajaran Pemko Pekanbaru dan uspida, Firdaus serta rombongan memberikan bantuan secara langsung bagi korban bencana banjir Kampar.

"Hubungan antara kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar yang terjalin hingga saat ini sangat baik sebagai daerah Pekansikawan," ujar Firdaus.

Dari Kota Pekanbaru hingga Kecamatan Bangkinang, perhatian DR Firdaus ST MT tak luput dari keprihatinan melihat banjir yang hampir menenggelamkan tanah kelahirannya tersebut.

Sesampai di posko induk bencana banjir Kabupaten Kampar, tepatnya dilapangan Merdeka Kecamatan Bangkinang, Kampar, Walikota Pekanbaru ini langsung disambut oleh Jefry Noer selaku Bupati Kabupaten Kampar.

DR Firdaus ST MT langsung menyerahkan satu unit kapal karet serta ratusan paket sembako yang langsung diterima oleh Bupati Kabupaten Kampar, Jefry Noer.

"Saya lihat tadi sepanjang jalan banyak saudara -saudara kita dari daerah tetangga Kabupaten Kampar kondisinya sangat memprihatinkan," tuturnya.

Banjir ini telah menenggelamkan beberapa rumah masyarakat. Tentunya mereka membutuhkan bantuan seperti perahu karet untuk evakuasi warga, sembako, mie instan, perlengkapan bayi dan sebagainya selama berada di posko penampungan.

Sementara itu, Bupati Kampar Jefri Noer mengucapkan terima kasih kepada Pemko Pekanbaru melalu Walikota Pekanbaru yang mau turun langsung menyerahkan bantuan.

"Seratus ribu kepala keluarga lebih menjadi korban bencana banjir, tentunya jika dari anggaran Kabupaten Kampar sendiri tidak cukup untuk membantu warga kami. Terimakasihlah kepada Pemko Pekanbaru yang mau turun langsung menyerahkan bantuannya," ungkapnya.

Selanjutnya Bupati Kampar, dan Walikota bersama Bupati Kampar meninjau tiga desa dan merasakan langsung bencana banjir.

Sesampai di Kantor Desa Binuang Walikota beserta rombongan langsung meyerahkan bantuan kepada masyarakat yang mengungsi di posko kantor desa.

Orang nomor satu di Pekanbaru ini juga menyempatkan diri untuk bercengkrama dengan masyarakat yang terkena langsung dampak dari bencana banjir ini.

Penggalangan bantuan juga dilakukan dari sumbangan badan amal zakat nasional (baznas) Kota Pekanbaru.

"Dana baznas juga kami salurkan bagi korban banjir dan semoga bermanfaat," tutupnya.

Yopi, salah seorang warga Desa Binuang mengaku senang dengan bantuan dari pemko Pekanbaru ini. Ia sendiri mengaku sudah tiga hari tinggal di posko penampungan.

"Kami sangat membutuhkan makanan dan peralatan bayi seperti popok dan susu. Kami tentunya berharap banjir segera surut," ungkapnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kampar mengungkapkan sebanyak 5.000 rumah warga terendam banjir akibat luapan sungai kampar.

"Kini mereka sebahagian sudah mengungsi," ungkap Kepala Seksi Kedaruratan, BPBD Kabupaten Kampar, M. Nasri.

Dia menjelaskan saat ini tim gabungan yang terdiri dari TNI, Kodim, Dinsos, BPBD dan sebagainya sedang melakukan proses evakuasi bagi penduduk yang rumahnya terendam banjir.

"Dari tadi malam hingga saat ini semua anggota bekerja tanpa henti," urainya.

Warga dievakuasi ke lokasi yang lebih tinggi dengan memilih lapangan Merdeka Bangkinang.

Posko dan tenda penampungan juga sudah berdiri dilokasi tersebut.

"Termasuk dapur umum yang akan melayani makan minum pengungsi," bebernya.

Berbagai bantuan sudah mulai berdatangan dari Pemerintah Provinsi Riau, khususnya Kabupaten Kampar.

"Bantuan sembako dan air bersih sudah berdatangan ke posko bencana," tuturnya lagi.

Sejauh ini ia menambahkan baru ada satu orang korban jiwa akibat banjir yang terdasyad sepanjang PLTA dibangun.

Meluapnya Sungai Kampar ini akibat pihak PLTA Kotopanjang membuka lima pintu "Spill Way" karena tingginya curah hujan yang terjadi.

(adv)