Penggagas JIF Itu Kini Telah Tiada

id penggagas jif, itu kini, telah tiada

Penggagas JIF Itu Kini Telah Tiada

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Musisi jazz kenamaan Indonesia yang juga seorang inisiator dari Jakarta International Jazz Festival (JIF) Ireng Maulana (dengan nama lahir Eugene Lodewijk Willem Maulana (71) meninggal dunia akibat serangan jantung pada Minggu dinihari.

Ireng sebelumnya juga sudah menderita penyakit stroke yang telah membuatnya sering bolak-balik terbaring di rumah sakit sejak 2012. Pada tahun 2015 Ireng sepertinya sudah punya feeling dan pasrah jika ajal akan menjemputnya tak lama lagi dengan tidak mau lagi diperiksa kondisi kesehatannya.

Saat terbaring di rumah sakit, adik dari gitaris jazz Kiboud Maulana tersebut juga divonis memiliki penyakit jantung.

Ungkapan bela sungkawa salah satunya diucapkan oleh pengagas Java Jazz Festival Peter F. Gontha melalui akun media sosial Twitter resmi miliknya @PeterGontha yang dikutip di Jakarta, Minggu.

"Baru meninggal dengan tenang karena serangan jantung Tokoh musik Indonesia, Ireng Maulana," tulis akun tersebut.

Akun Twitter Jakarta International Java Jazz Festival, @JavaJazzFest, juga menulis ungkapan bela sungkawa atas meninggalnya Ireng. "Selamat jalan legenda jazz Indonesia, Ireng Maulana #RIPIRENGMAULANA," tulis @JavaJazzFest.

Meski Ireng ogah ke dokter buat periksa kesehatan, ia punya cara lain untuk tetap menjaga semangat melakoni hidup.

“Sehari, saya lakuin tiga jam jalan kaki. Buat jaga badan, saya semangat terus. Biasanya, saya senang jalan di mal lihat toko-toko walau enggak beli barang,” ujar pria yang pernah bermain bersama beberapa musisi junior seperti Bara, Andien, Iskandarsyah Siregar dan Syaharani itu

Ide gagasan mengenai JakJazz muncul ketika Ireng aktif berkesenian dalam komunitasnya di Taman Ismail Marzuki (TIM), di mana pada saat itu dia juga bergiat di Dewan Kesenian Jakarta (DKJ).

JakJazz pertama diselenggarakan pada 18,19, dan 20 November 1988 di Panggung Maxima dan drive-in Ancol, di mana sebelumnya pembukaannya digelar di TIM. Festival musik tersebut diikuti oleh lebih dari 150 musisi jazz dari 23 negara.

Beberapa nama besar musisi yang mengisi acara tersebut antara lain gitaris jazz asal Amerika Serikat (AS) Lee Ritenour dan gitaris jazz fusion asal Jepang Kazumi Watanabe.

Ireng pada saat itu menobatkan JakJazz 1988 sebagai "Pesta Jazz Terbesar di Asia" setelah melakukan survei dan membandingkannya dengan festival serupa di negara-negara lain.

Setelah 1988, JakJazz kembali diselenggarakan pada 1990 dengan menghadirkan antara lain kelompok musik jazz asal Prancis Sixun dan kelompok musik fusion jazz asal Jepang Casiopea.

Pada gelaran JakJazz 1993, kelompok musik fusion jazz-funk asal Islandia Mezzoforte turut meramaikan acara. Di tahun 2008, JakJazz memasuki edisi ke sepuluhnya.

Kemudian, pada 4 November-7 Desember 2014 diselenggarakan Jakjazz Festival 2014 dengan menampilkan konsep festival kota (city festival). Pada 2015, Ireng juga turut berperan dalam penyelenggaraan Enjoy Jakarta Jazz Festival 2015 yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.