Kecanggihan Teknologi, Semua Ikut jadi Wartawan

id kecanggihan teknologi, semua ikut, jadi wartawan

Oleh Monica Alifa Jency

Kecanggihan teknologi memang membuat manusia berlomba-lomba untuk update, berlomba-lomba untuk eksis, berlomba-lomba untuk sok tau sehingga terkadang rasa empati dan iba itu sudah murni hilang.

Kita bahas dahulu mengenai kecanggihan yang menyebabkan seseorang berlomba - lomba untuk update. Banyak sekali hal yang saya jumpai baik itu di sekitar lingkungan saya maupun ditempat kerja saya. Setiap hal itu dianggap tabu bagi mereka sehingga wajib bagi mereka untuk terus update. Sampai mereka sendiri pun belum tau apakah mereka sudah makan atau belum, mandi atau belum, selesai bekerja atau belum, dsb.

Contohnya saja saat seseorang mengalami kecelakaan lalu lintas, apa yang dilakukan oleh tipekal orang yang selalu update? Mereka terlebih dahulu mengambil gambar si korban dari berbagai arah. Tanpa mereka pikirkan seharusnya si korban di selamatkan dulu dengan cara memindahkan si korban dari TKP. Setelah itu hubungi ambulance. Tapi tidak sebaliknya yang terjadi di lapangan adalah ketika ada kecelakaan mereka ambil fhoto dari berbagai arah kemudia mereka update ke SosMed mereka dengan embel embel awal "turut berduka, selamat jalan, telah terjadi kecelakaan, dsb. Dan kalau pas update ada yang banyak like mereka menyempatkan bilang thanks jempolnya. Atau kalau ada yang langsung komment mereka langsung membalas komment tersebut.

Sedangkan untuk berlomba eksis itu terjadi pada remaja saat ini. Mereka selalu update status dimanapun dan bagaimanapun keadaan nya. Tak jauh jauh, orang seperti ini memilih Update terlebih dahulu, posting tempat dimana mana, waktu dikoment berusaha dengan sesegera mungkin untuk membalas koment trs

Terakhir disini adalah berlomba lomba untuk sok tau. Mereka baru saja melewati tkp lalu mereka mengarang indah perihal kecelakaan lalu lintas dan langsung memasang fhoto si korban. Setelah itu mereka langsung update ke sosmed atau share segala penjuru.

Gak heran kan semua yang berbau dengan kecanggihan memiliki plus dan minusnya. Namun saya berharap ada kalanya kita bisa menempatkan situasi kita terhadap apa yang ada di depan mata kita. Jangan sampai seharusnya korban kecelakaan itu bisa tertolong akhirnya menjadi tidak tertolong. Jangan sampai kita yang punya rasa empati ini bisa hilang dikarenakan kita ingin menjadi terupdate, tereksis, dan bahkan hanya memanfaatkan moment tersebut untuk menjadi pusat perhatian di media sosial.

Semoga ini bisa menjadi renungan bagi kita, agar kita lebih mengutamakan keselamatan si korban kecelakaan. Lebih baik kita menolong menyelamatkan dari pada menjadi si super update dan super eksis.