Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBD) Kota Pekanbaru, Provinsi Riau menyatakan ada sembilan kali kebakaran lahan dan hutan yang telah terjadi diwilayah setempat sejak Januari-April 2016.
"Jumlah ini menurun dibandingkan karlahut tahun lalu," ucap Kepala BPBD Pekanbaru, Burhan Gurning, di Pekanbaru, Jumat.
Burhan Gurning menjelaskan, menurunnya kasus karlahut diwilayah tersebut tidak terlepas dari mulai gencarnya sosialisasi dampak kebakaran dimasyarakat.
Selain juga pihaknya bekerjasama dengan tim satgas selalu melakukan patroli dan pemantauan titik api dilingkungan dan lahan kosong yang ditinggal pemilik. Disamping memang curah hujan yang masih dalam intensitas sedang membuat lahan gambut yang ada tidak terlalu kering sehingga memicu cepatnya kebakaran.
"Kami juga punya tim siaga yang melibatkan seluruh masyarakat, LSM, Ormas, pemuda dan sebagainya yang proaktif melaporkan bahkan mengantisipasi api sejak kecil," urainya.
Masih menurut Burhan Gurning, pihaknya dengan kapasitas alat pemadam yang kini dimiliki juga membuka enam posko karlahut bekerjasama dengan Dandim 0301 pada titik rawan.
Sehingga jika ada pelaporan bisa cepat diantisipasi dan petugas meluncur sesuai wilayah kerja.
"Semoga tidak bertambah lagi sejauh ini baru ada sembilan laporan kebakaran lahan yang sudah kami padamkan," tutur Burhan.
Menurutnya jika dibandingkan tahun lalu jumlah kasus karlahut saat bisa ditekan.
Walau Pekanbaru tidak memiliki kawasan hutan. Namun saat itu lahan kosong milik masyarakat yang tidak dikelola alias ditinggal sangat sering jadi ancaman kebakaran.
"Kami mencatat tahun 2015 lalu ada 40 lahan kosong yang terbakar dan dibakar," ujarnya lagi.
Ia menambahkan seiring pencanangan siaga asap Maret lalu oleh pemerintah provinsi, Pekanbaru juga ikut melakukannya. Bahkan pihaknya atas perintah Wali Kota melakukan siaga karlahut 24 jam.
"Dengan 147 personil dan 17 mobil pemadam siap kapanpun ada panggilan," tambahnya.
Meski Tak Punya Hutan, Karlahut di Pekanbaru Sudah 9 Kali
