Badan Restorasi Gambut Gandakan Pembangunan Sumur Bor di Riau

id badan restorasi, gambut gandakan, pembangunan sumur, bor di riau

Badan Restorasi Gambut Gandakan Pembangunan Sumur Bor di Riau

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Restorasi Gambut akan memperbanyak pembangunan sumur bor sebagai upaya untuk memulihkan 933.000 hektar lahan gambut yang rusak di Provinsi Riau.

"Biaya pembangunan sumur bor cukup murah. Hanya Rp2,5 juta. Kemudian manfaatnya berlipat ganda. Selain lebih efektif juga dikerjakan oleh masyarakat. Kita akan membangun sumur bor itu lebih banyak di Riau," kata Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead kepada Antara pada saat pembangunan 50 sumur bor di area lahan gambut di Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, Selasa.

Meski begitu, dia belum dapat memastikan berapa jumlah sumur bor yang akan dibangun tersebut karena mesti dipetakan dan dihitung terlebih dahulu. Sementara itu, ia menjelaskan dari informasi yang ia dapat, saat ini sudah ada sekitar 7.000 sekat kanal yang dibangun di seluruh Riau.

Baca juga: Norwegia Akan Bantu Riau Kembangkan Komoditas Pertanian Tanpa Rusak Gambut

Ribuan sekat kanal itu dibangun di lahan gambut yang rusak sebagai upaya untuk memulihkan kembali lahan tersebut dengan cara dibasahkan. Kemudian, lanjutnya, disekitar lokasi sekat kanal, dibangun pula embung air sebagai sumber air.

"Namun, apabila kemarau panjang tiba, tidak ada yang menjamin air itu bakal terus terisi. Air bisa mengalami evapotranspirasi (penguapan). Sehingga dengan adanya sumur bor maka bisa menjadi sumber air untuk lahan-lahan gambut kering," jelasnya.

Sumur bor tersebut, selain untuk pencegahan juga bisa dimaksimalkan untuk penanggulangan dan bisa digunakan setiap saat. Ia menjelaskan, pada dasarnya seluruh upaya pemulihan atau restorasi gambut yang rusak melalui pembangunan sekat kanal maupun embung sama efektifnya.

Baca juga: In Kampar Regency, BRG and Norway Reviewing Drilling of Borwells

"Yang perlu diperhatikan saat ini adalah jangka pendek atau jangka panjangnya. Sumur bor bisa dimanfaatkan dalam jangka pendek untuk mengisi air di sekat kanal yang mengering. Sementara sekat kanal dalam jangka panjang bisa tetap membasahi air," jelasnya.

Presiden Joko Widodo membentuk Badan Restorasi Gambut (BRG) awal 2016 guna memulihkan dua juta hektare lahan gambut dalam lima tahun. Tujuan utamanya untuk mengatasi kebakaran lahan akibat kerusakan ekosistem gambut.

Restorasi akan dilakukan di lahan-lahan gambut yang tersebar di tujuh provinsi yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua.



Baca juga: Tinjau Sumur Bor di Rimbo Panjang, Ini Kata Dubes Norwegia


Tahun ini Badan Restorasi Gambut menargetkan bisa merestorasi 30 persen lahan gambut yang rusak, sekitar 600.000 hektare lahan gambut yang ada di Pulang Pisau di Kalimantan Tengah, Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin di Sumatera Selatan, dan Kepulauan Meranti di Riau.

Khusus di Riau, selain BRG sebelumnya memulai kegiatan pemulihan gambut di Kabupaten Kepulauan Meranti. Selain Meranti, saat ini BRG turut memprioritaskan pemulihan gambut di Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar.

Ia mengatakan Kampar menjadi wilayah pemulihan selanjutnya karena dampat yang ditimbulkan akibat kebakaran lahan dan hutan di wilayah itu berpotensi mengganggu perekonomian termasuk penerbangan di Bandara Pekanbaru.