Pekanbaru, (Antarariau.com) - Dinas Kesehatan Provinsi Riau meminta setiap pemegang program kesehatan di pusat pelayanan masyarakat yang berada setiap kabupaten/kota melakukan kunjungan rumah untuk penemuan kasus gizi buruk.
"Pemegang program kita berharap di puskesmas untuk melakukan kunjungan untuk penemuan kasus gizi buruk di seluruh daerah yang ada di Provinsi Riau," kata Dinas Kesehatan di Provinsi Riau Andra Sjafril di Pekanbaru, Rabu.
Dikatakannya ada dua hal kemungkinan penyebab terjadinya gizi buruk yang pertama umumnya pada masyarakat yang miskin yang kedua pada golongan masyarakat kaya atau miskin dengan penyakit penyerta sehingga asupan gizi sulit untuk masuk.
Untuk diketahui menurut perkiraan WHO, sebanyak 54% penyebab kematian bayi dan balita disebabkan oleh keadaan gizi anak yang buruk. Risiko meninggal dari anak yang bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan anak yang normal.
"Saya juga imbau kepada masyarakat yang baik itu orang tua, saudara, tetangga atau lingkungannya terkena gizi buruk atau terindikasi itu harap segera melaporkan ke puskesmas untuk mendapatkan tindak lanjut dari pelayanan kesehatannya," katanya lagi.
Berikutnya langkah preventif yang dilakukan yakni pihaknya mendorong lintas sektoral dan lintas program, agar meningkatkan ketersediaan pangan secara kualitas dan kuantitas. Selain itu perlu juga meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangannya.
Meskipun saat ini Dinkes Riau sudah mencatat sebanyak 42 kasus gizi buruk di daerahnya, yang tersebar di beberapa kabupaten dan kota setempat. Namun disampaikan Kepala Seksi Gizi Masyarakat Dinkes Riau Erizon bahwa angka tersebut tercatat secara komulatif.
"Angka tersebut secara komulatif, artinya bisa saja sudah berkurang karena sudah dilakukan penanganan dan pemulihan oleh pelayanan kesehatan daerah setempat," katanya pula.
Karena menurutnya dalam temuan sebelumnya tersebut ada sebanyak 40 pasien sudah sehat dan dua pasien meninggal karena adanya penyakit penyerta.
"Jumlah pasien sekarang itu terdiri dari 24 laki-laki dan 18 perempuan, dengan rincian 41 kasus marasmus dan 1 kwashiorkor," ujarnya.
Ia menjelaskan total pasien gizi buruk ini tersebar di kabupaten kota di Riau yaitu Indragiri Hilir 19 kasus, Pelalawan 5 kasus, Rokan Hilir 10 kasus, Kuantan Singingi 1 kasus, Pekanbaru 5 kasus, dan Kepulauan Meranti 2 kasus. (Diana Syafni)
Berita Lainnya
Menteri Airlangga pantau vaksinasi anak di SD 158 Pekanbaru
25 February 2022 23:16 WIB
KSP pantau pelaksanaan vaksinasi COVID-19 anak usia 6-11 tahun
17 December 2021 16:25 WIB
Jangan sepelekan kehadiran buku KIA untuk pantau tumbuh kembang anak
12 June 2021 11:20 WIB
Konsulat RI Tawau, Sabah, Malaysia pantau ujian akhir semester sekolah anak TKI
22 March 2021 13:30 WIB
Peringati Hari Anak, Sekda Inhil Pantau Kegiatan
01 November 2018 16:10 WIB
Target 1 Juta Anak Riau Divaksinasi Rubella, Kemenkes Pantau Persiapannya
08 February 2018 16:20 WIB
Pantau Kegiatan Anak di Medsos, Suryati: Ortu Hendaknya Tahu Teknologi
19 June 2016 14:17 WIB
Pemkot Palu sasar ribuan balita dan bumil untuk perbaikan gizi
16 January 2022 16:57 WIB